Kitab Sunan Abu Daud


Sakit yang Dapat Melebur Dosa

قَالَ إِبْرَاهِيمُ بْنُ مَهْدِيٍّ السَّلَمِيُّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ وَكَانَتْ لَهُ صُحْبَةٌ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا سَبَقَتْ لَهُ مِنْ اللَّهِ مَنْزِلَةٌ لَمْ يَبْلُغْهَا بِعَمَلِهِ ابْتَلَاهُ اللَّهُ فِي جَسَدِهِ أَوْ فِي مَالِهِ أَوْ فِي وَلَدِهِ قَالَ أَبُو دَاوُد زَادَ ابْنُ نُفَيْلٍ ثُمَّ صَبَّرَهُ عَلَى ذَلِكَ ثُمَّ اتَّفَقَا حَتَّى يُبْلِغَهُ الْمَنْزِلَةَ الَّتِي سَبَقَتْ لَهُ مِنْ اللَّهِ تَعَالَى

. Dari Muhammad bin Khalid As-Salami dari ayahnya, dari kakeknya —salah satu sahabat Rasulullah SAW— ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya jika Allah telah menghendaki seorang hamba tidak sampai kepada derajat dengan amalnya, maka Allah akan memberikan ujian pada fisik, harta atau pada keturunannya (anaknya). Kemudian Allah ciptakan kesabaran pada hamba tersebut sampai ia mencapai derajat yang telah Allah SWT tetapkan (Shahih) Ash-Shahihah 2599.

Seseorang Sedaog Beramal Shalih Lalu Diuji dengan Sakit atau Bepergian

عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَيْرَ مَرَّةٍ وَلَا مَرَّتَيْنِ يَقُولُ إِذَا كَانَ الْعَبْدُ يَعْمَلُ عَمَلًا صَالِحًا فَشَغَلَهُ عَنْهُ مَرَضٌ أَوْ سَفَرٌ كُتِبَ لَهُ كَصَالِحِ مَا كَانَ يَعْمَلُ وَهُوَ صَحِيحٌ مُقِيمٌ

. Dari Abu Musa, ia berkata: Saya mendengar —bukan hanya sekali atau dua kali— Nabi SAW bersabda, "Jika seorang hamha sedang beramal shalih lalu diuji dengan sakit atau bepergian, maka ia telah ditulis beramal shalih layaknya ia dalam kondisi sehat bermukim." (Hasan) Al Irwa' 560 dan diriwayatakan juga oleh Bukhari.

Membesuk Wanita Sakit

عَنْ أُمِّ الْعَلَاءِ قَالَتْ عَادَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا مَرِيضَةٌ فَقَالَ أَبْشِرِي يَا أُمَّ الْعَلَاءِ فَإِنَّ مَرَضَ الْمُسْلِمِ يُذْهِبُ اللَّهُ بِهِ خَطَايَاهُ كَمَا تُذْهِبُ النَّارُ خَبَثَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ

. Dari Ummu Ala', ia berkata: Ketika saya sedang sakit, Rasulullah SAW membesukku, kemudian beliau bersabda, "Bergembiralah kamu wahai Ummu Ala', sesungguhnya sakitnya seorang muslim itu dapat menghapus dosanya kepada Allah sebagaimana api dapat membersihkan kerak dari emas dan logam perak. " (Shahih) Ash-Shahihah 714.

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي لَأَعْلَمُ أَشَدَّ آيَةٍ فِي الْقُرْآنِ قَالَ أَيَّةُ آيَةٍ يَا عَائِشَةُ قَالَتْ قَوْلُ اللَّهِ تَعَالَى { مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ } قَالَ أَمَا عَلِمْتِ يَا عَائِشَةُ أَنَّ الْمُؤْمِنَ تُصِيبُهُ النَّكْبَةُ أَوْ الشَّوْكَةُ فَيُكَافَأُ بِأَسْوَإِ عَمَلِهِ وَمَنْ حُوسِبَ عُذِّبَ قَالَتْ أَلَيْسَ اللَّهُ يَقُولُ { فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا } قَالَ ذَاكُمْ الْعَرْضُ يَا عَائِشَةُ مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ عُذِّبَ

. Dari Aisyah, katanya: Saya berkata, "Wahai Rasulullah, saya tahu ayat yang paling menyenangkan dalam Al Qur'an," beliau menjawab, "Ayat apa itu hai Aisyah? " Aisyah berkata, "Yaitu Firman Allah SWT, "Siapa yang melakukan kejahatan maka ia akan dibalasnya" (Qs. An-Nisaa [4]: 123) Nabi SAW bersabda, "Wahai Aisyah, tidakkah kamu tahu bahwa seorang mukmin kadang ditimpa bencana atau penderitaan sehingga ia melakukan perbuatan yang buruk. Siapa yang pemeriksaan amalnya lama, maka ia telah disiksa. "

Aisyah berkata: Bukankah Allah telah berfirman, "Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah?" (Qs. Al Insyiqaaq [84]: 8) Beliau berrsabda, "Wahai Aisyah, hari pemaparan amal. Siapa yang mendapat pertanyaan sanggahan yang banyak ketika dihisab, maka ia akan mendapatkan azab." (Sanadnya dhaif) Tetapi mulai baris, "Siapa yang pemeriksaan amalnya lama, maka..." dan seterusnya Shahih (Muttafaq 'Alaih)

Membesuk Kafir Dzimmi yang Sakit

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ غُلَامًا مِنْ الْيَهُودِ كَانَ مَرِضَ فَأَتَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُودُهُ فَقَعَدَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَقَالَ لَهُ أَسْلِمْ فَنَظَرَ إِلَى أَبِيهِ وَهُوَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَقَالَ لَهُ أَبُوهُ أَطِعْ أَبَا الْقَاسِمِ فَأَسْلَمَ فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقُولُ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْقَذَهُ بِي مِنْ النَّارِ

. Dari Anas bahwa Nabi SAW datang membesuk seorang Yahudi yang sedang sakit. (Ketika datang), beliau mengambil posisi duduk di dekat kepalanya dan bersabda, "Masuk Islamlah. " Mendengar ajakan ini, sang anak lalu menoleh ke arah orang tuanya yang juga berada di dekat kepalanya. Sang ayah lalu berkata, "Patuhilah perintah Abu Qasim (maksudnya Nabi)!" maka anak itu kemudian menyatakan masuk Islam dan Rasulullah SAW kemudian berdiri dan bersabda, "Segala puji bagi Allah Dzat yang telah menyelamatkannya dari api neraka. " (Shahih: Bukhari) Al Irwa' 1272.

Membesuk Orang Sakit dengan Berjalan Kaki

عَنْ جَابِرٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُودُنِي لَيْسَ بِرَاكِبِ بَغْلٍ وَلَا بِرْذَوْنٍ

. Dari Jabir, ia berkata: Nabi SAW pernah membesukku tanpa mengendarai keledai juga tidak mengendarai kuda. {Shahih) diriwayatkan oleh At-Tirmidzi 4123 dan Bukhari.

Keutamaan Berwudhu (Ketika Hendak) Membesuk Orang Sakit

عَنْ عَلِيٍّ قَالَ مَا مِنْ رَجُلٍ يَعُودُ مَرِيضًا مُمْسِيًا إِلَّا خَرَجَ مَعَهُ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ يَسْتَغْفِرُونَ لَهُ حَتَّى يُصْبِحَ وَكَانَ لَهُ خَرِيفٌ فِي الْجَنَّةِ وَمَنْ أَتَاهُ مُصْبِحًا خَرَجَ مَعَهُ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ يَسْتَغْفِرُونَ لَهُ حَتَّى يُمْسِيَ وَكَانَ لَهُ خَرِيفٌ فِي الْجَنَّةِ

. Dari Ali, ia berkata: Tidaklah seseorang yang membesuk orang sakit (dalam keadaan berwudhu/suci) kala sore kecuali keluar bersamanya tujuh puluh ribu malaikat yang memohonkan ampun kepadanya sampai pagi dan baginya kebun di surga, dan siapa yang membesuk orang sakit di kala pagi (dalam keadaan berwudhu/suci), maka akan keluar bersamanya tujuh puluh ribu malaikat yang memohonkan ampun kepadanya sampai sore dan baginya kebun di surga." (Shahih) sanadnya Mauquf, Ash-Shahihah 1367.

عَنْ عَلِيٍّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَعْنَاهُ لَمْ يَذْكُرْ الْخَرِيفَ

. Dari Ali dari Nabi SAW ... dengan makna hadits di atas tanpa menyebut lafazh Al kharif (kebun). {Shahih) sanadnya Marfu'.

عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نَافِعٍ قَالَ وَكَانَ نَافِعٌ غُلَامُ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ قَالَ جَاءَ أَبُو مُوسَى إِلَى الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ يَعُودُهُ قَالَ أَبُو دَاوُد وَسَاقَ مَعْنَى حَدِيثِ شُعْبَةَ

. Dari Abu Ja'far Abdullah bin Nafi', perawi berkata: Nafi' adalah anak Hasan bin Ali. Perawi berkata, "Abu Musa membesuk Hasan bin Ali...."

Abu Daud berkata: Perawi menyebut hadits seperti haditsnya Syu'bah. (Shahih) sanadnya marfu'.

Berulang-ulang Membesuk Orang Sakit

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ لَمَّا أُصِيبَ سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ يَوْمَ الْخَنْدَقِ رَمَاهُ رَجُلٌ فِي الْأَكْحَلِ فَضَرَبَ عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْمَةً فِي الْمَسْجِدِ لِيَعُودَهُ مِنْ قَرِيبٍ

. Dari Aisyah, ia berkata: Ketika Sa'ad bin Muadz terluka akibat lemparan (tombak) yang melukai tangannya dalam Perang Khandak, Nabi SAW membuatkan tenda di dekat masjid untuknya agar beliau dapat membesuknya dari dekat. (Shahih: Muttafaq 'Alaih)

Membesuk Orang yang Sakit Mata

عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ قَالَ عَادَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ وَجَعٍ كَانَ بِعَيْنِي

. Dari Zaid bin Arqam, ia berkata: Nabi SAW membesukku sewaktu mataku sedang sakit. (Hasan)

Keluar dari Daerah yang Sedang Terkena Wabah Penyakit

قَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا تُقْدِمُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ يَعْنِي الطَّاعُونَ

. Dari Abdurrahman bin Auf, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Jika kalian mendengar di suatu daerah terjadi wabah penyakit lepra, maka kalian jangan mendatangi daerah itu. Jika kalian ada di suatu daerah yang di situ sedang terjadi wabah penyakit lepra, maka janganlah kalian kabur dari daerah tersebut. " yakni dalam peristiwa Penyakit lepra. (Shahih: Muttafaq 'Alaih)

Mendoakan Lekas Sembuh Sewaktu Membesuk Orang Sakit

عَنْ عَائِشَةَ بِنْتِ سَعْدٍ أَنَّ أَبَاهَا قَالَ اشْتَكَيْتُ بِمَكَّةَ فَجَاءَنِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُودُنِي وَوَضَعَ يَدَهُ عَلَى جَبْهَتِي ثُمَّ مَسَحَ صَدْرِي وَبَطْنِي ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا وَأَتْمِمْ لَهُ هِجْرَتَهُ

. Dari Sa'ad, ia berkata: Sewaktu berada di Makkah, aku mengeluh atas sakit yang menimpaku, lalu Nabi SAW datang membesukku. Beliau meletakkan tangannya ke dahiku serta mengusap dada dan perutku seraya bersabda, "Ya Allah, berilah kesembuhan kepada Sa'ad dan sempurnakanlah hijrahnya. " {Shahih: Bukhari)

عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَطْعِمُوا الْجَائِعَ وَعُودُوا الْمَرِيضَ وَفُكُّوا الْعَانِيَ

قَالَ سُفْيَانُ وَالْعَانِي الْأَسِيرُ

. Dari Abu Musa Al Asy'ari, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Berilah makan orang yang kelaparan, besuklah orang yang sedang sakit dan bebaskanlah tawanan. "

Sufyan berkata, "Maksud Al 'Aani adalah tawanan." {Shahih: Bukhari) Takhrij Musykilah Al Faqr 112.

Dilarang Mengharap Kematian

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَدْعُوَنَّ أَحَدُكُمْ بِالْمَوْتِ لِضُرٍّ نَزَلَ بِهِ وَلَكِنْ لِيَقُلْ اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتْ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتْ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي

. Dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah sekali-kali di antara kalian meminta mati karena madharat yang dialaminya, tetapi ucapkanlah, 'Ya Allah, hidupkanlah aku jika hidup ini lebih baik untukku, dan matikanlah aku jika kematian itu lebih baik untukku.'" {Shahih: Bukhari) Ahkam Al Janaiz 4.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمْ الْمَوْتَ فَذَكَرَ مِثْلَهُ

. Dari Anas bin Malik bahwa Nabi SAW bersabda, "Janganlah sekali-kali di antara kalian berharap mati..." Lalu perawi menyebutkan hadits seperti di atas. (Shahih: Muttafaq 'Alaih). Lihat keterangan sebelum hadits ini.

Mendoakan Orang Sakit Sewaktu Membesuk

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ عَادَ مَرِيضًا لَمْ يَحْضُرْ أَجَلُهُ فَقَالَ عِنْدَهُ سَبْعَ مِرَارٍ أَسْأَلُ اللَّهَ الْعَظِيمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ أَنْ يَشْفِيَكَ إِلَّا عَافَاهُ اللَّهُ مِنْ ذَلِكَ الْمَرَضِ

. Dari Ibnu Abbas dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Siapa yang membesuk orang sakit selama ajalnya belum tiba, lalu ia membacakan doa untuk si sakit sebanyak tujuh kali, 'Aku memohon kepada Allah Dzat yang Agung, Tuhan yang memiliki Arasy yang agung; supaya Dia memberikan kesembuhan kepadamu', maka Allah akan memberikan kesehatan dari sakitnya." (Shahih) Al Misykah 1553.

عَنْ ابْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا جَاءَ الرَّجُلُ يَعُودُ مَرِيضًا فَلْيَقُلْ اللَّهُمَّ اشْفِ عَبْدَكَ يَنْكَأُ لَكَ عَدُوًّا أَوْ يَمْشِي لَكَ إِلَى جَنَازَةٍ قَالَ أَبُو دَاوُد وَقَالَ ابْنُ السَّرْحِ إِلَى صَلَاةٍ

. Dari Ibnu Amru, ia berkata: Nabi SAW bersabda, "Jika seseorang datang membesuk orang sakit, hendaklah ia berdoa, 'Ya Allah, sembuhkanlah penyakit hamba-Mu ini. Agar ia dapat mengalahkan musuh-Mu atau akan berjalan mengiring janazah karena-Mu."

Dalam riwayat lain disebutkan, "(berjalan untuk) shalat." {Shahih) Ash-Shahihah 1304.

Mati Mendadak

عَنْ عُبَيْدِ بْنِ خَالِدٍ السُّلَمِيِّ رَجُلٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَرَّةً عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ مَرَّةً عَنْ عُبَيْدٍ

قَالَ مَوْتُ الْفَجْأَةِ أَخْذَةُ أَسِفٍ

. Dari Ubaid bin Khalid As-Sulami —salah seorang sahabat Nabi— dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Mati mendadak itu berarti pengambilan (ruh) dengan murka . " (Shahih) Al Misykah 1621.

Keutamaan Orang yang Meninggal Karena Tha'un (Penyakit lepra)

جَابِرَ بْنَ عَتِيكٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَاءَ يَعُودُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ ثَابِتٍ فَوَجَدَهُ قَدْ غُلِبَ فَصَاحَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يُجِبْهُ فَاسْتَرْجَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ غُلِبْنَا عَلَيْكَ يَا أَبَا الرَّبِيعِ فَصَاحَ النِّسْوَةُ وَبَكَيْنَ فَجَعَلَ ابْنُ عَتِيكٍ يُسَكِّتُهُنَّ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعْهُنَّ فَإِذَا وَجَبَ فَلَا تَبْكِيَنَّ بَاكِيَةٌ قَالُوا وَمَا الْوُجُوبُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الْمَوْتُ قَالَتْ ابْنَتُهُ وَاللَّهِ إِنْ كُنْتُ لَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ شَهِيدًا فَإِنَّكَ كُنْتَ قَدْ قَضَيْتَ جِهَازَكَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ أَوْقَعَ أَجْرَهُ عَلَى قَدْرِ نِيَّتِهِ وَمَا تَعُدُّونَ الشَّهَادَةَ قَالُوا الْقَتْلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ تَعَالَى قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الشَّهَادَةُ سَبْعٌ سِوَى الْقَتْلِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ وَالْغَرِقُ شَهِيدٌ وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيدٌ وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ وَصَاحِبُ الْحَرِيقِ شَهِيدٌ وَالَّذِي يَمُوتُ تَحْتَ الْهَدْمِ شَهِيدٌ وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدٌ

. Dari Jabir bin Atik bahwa Rasulullah SAW bertandang membesuk Abdullah bin Tsabit. Ketika sampai, beliau menemukan Abdullah bin Tsabit tidak sadarkan diri, lalu beliau memanggilnya dengan suara agak keras, (tapi) Abdullah tidak kuasa lagi menjawab panggilan beliau. Kemudian beliau membaca tarji dan bersabda, "Wahai Abu Rabi' (Panggilan Abdullah bin Tsabit), sekarang kau telah meninggalkan kami."

(Mendengar sabda Nabi ini) para perempuan pada gaduh menangis, sampai ibnu Atik mendiamkan mereka. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Biarkanlah mereka, jika ini sudah menjadi keharusan, maka janganlah kalian larut dalam tangisan." Mereka berkata, "Wahai Rasulullah, apakah maksudnya menjadi keharusan?" Beliau menjawab, "Kematian. "

Putri Abdullah bin Tsabit berkata, "Demi Allah, Sesungguhnya kalau saya boleh berharap, hendaknya kamu (ayahnya) mati sebagai seorang syahid. Sungguh, telah kamu siapkan segala peralatanmu..." kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah SWT telah mencukupkan pahalanya sesuai dengan niatnya. Menurut kalian, apakah mati syahid itu?" Mereka menjawab, "Mati terbunuh fi sabilillah (di medan perang)/"

Nabi SAW bersabda, "Mati Syahid itu ada tujuh selain mati terbunuh fi sabilillah. Diantaranya: (satu) terkena tha'un, (dua) mati tenggelam, (tiga) mati akibat radang selaput dada, (empat) mati akibat sakit perut, (lima) mati terbakar, (enam) meninggal tertimpa reruntuhan, dan (tujuh) meninggalnya seorang perempuan saat melahirkan. " (Shahih: Ibnu Majah) 2803

Mengambil Kuku dan Bulu Kemaluan Orang Sakit

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ ابْتَاعَ بَنُو الْحَارِثِ بْنِ عَامِرِ بْنِ نَوْفَلٍ خُبَيْبًا وَكَانَ خُبَيْبٌ هُوَ قَتَلَ الْحَارِثَ بْنَ عَامِرٍ يَوْمَ بَدْرٍ فَلَبِثَ خُبَيْبٌ عِنْدَهُمْ أَسِيرًا حَتَّى أَجْمَعُوا لِقَتْلِهِ فَاسْتَعَارَ مِنْ ابْنَةِ الْحَارِثِ مُوسًى يَسْتَحِدُّ بِهَا فَأَعَارَتْهُ فَدَرَجَ بُنَيٌّ لَهَا وَهِيَ غَافِلَةٌ حَتَّى أَتَتْهُ فَوَجَدَتْهُ مُخْلِيًا وَهُوَ عَلَى فَخْذِهِ وَالْمُوسَى بِيَدِهِ فَفَزِعَتْ فَزْعَةً عَرَفَهَا فِيهَا فَقَالَ أَتَخْشَيْنَ أَنْ أَقْتُلَهُ مَا كُنْتُ لِأَفْعَلَ ذَلِكَ أَنَّ ابْنَةَ الْحَارِثِ أَخْبَرَتْهُ أَنَّهُمْ حِينَ اجْتَمَعُوا يَعْنِي لِقَتْلِهِ اسْتَعَارَ مِنْهَا مُوسًى يَسْتَحِدُّ بِهَا فَأَعَارَتْهُ

. Dari Abu Hurairah, ia berkata: Bani Harits bin Amir bin Naufal membeli Khubaib karena Khubaib telah membunuh Harits bin Amir di Perang Badar sehingga Khubaib menjadi tawanan Bani Harits bin Amir bin Naufal. Bani Harits bin Amir bin Naufal telah sepakat untuk membunuh Khubaib.

Lalu Khubaib meminjam pisau cukur dari putri Harits. Putrinya pun meminjamkannya. Tiba-tiba anak kecil dari putri Harits berjalan, putri Harits pun lalai akan hal itu, ia lalu mendatangi Khubaib, dan ditemukan anaknya sedang sendirian, ia berada di atas paha Khubaib, sementara di tangannya sedang memegang pisau cukur, putri Harits yang melihat hal itu tersentak kaget, kemudian Khubaib berkata, "Apakah kamu khawatir kalau saya akan membunuhnya? (Ketahuilah) saya tidak akan melakukan hal itu." {Shahih: Bukhari)

Dalam riwayat lain dari putri Harits disebutkan, "Ketika mereka (Bani Harits bin Amir bin Naufal) sepakat hendak membunuh Khubaib, Khubaib meminjam pisau dari putrinya Harits, lalu ia pun meminjamkannya."

Dianjurkan Berbaik Sangka Kepada Allah Saat Menghadapi Kematian

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ قَبْلَ مَوْتِهِ بِثَلَاثٍ قَالَ لَا يَمُوتُ أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللَّهِ

. Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda —tiga hari sebelum meninggalnya—, "Janganlah seorang di antara kalian meninggal kecuali berbaik sangka kepada Allah. " (Shahih: Muslim) Al Ahkam 3.

Dianjurkan Mensucikan Pakaian Mayat Saat Meninggal

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّهُ لَمَّا حَضَرَهُ الْمَوْتُ دَعَا بِثِيَابٍ جُدُدٍ فَلَبِسَهَا ثُمَّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ الْمَيِّتَ يُبْعَثُ فِي ثِيَابِهِ الَّتِي يَمُوتُ فِيهَا

. Dari Abu Said Al Khudri bahwasanya ketika ia hendak menghadapi ajalnya, ia minta pakaian yang baru, kemudian berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya mayat akan dibangkitkan dengan pakaiannya sewaktu ia meninggal." (Shahih) Ash-Shahihah 1671

Perkataan yang Dianjurkan Di Dekat Mayat

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا حَضَرْتُمْ الْمَيِّتَ فَقُولُوا خَيْرًا فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ يُؤَمِّنُونَ عَلَى مَا تَقُولُونَ فَلَمَّا مَاتَ أَبُو سَلَمَةَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَقُولُ قَالَ قُولِي اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَأَعْقِبْنَا عُقْبَى صَالِحَةً قَالَتْ فَأَعْقَبَنِي اللَّهُ تَعَالَى بِهِ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

. Dari Ummu Salamah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Jika kalian menghadiri Mayat, maka berkatalah yang baik-baik saja, sesungguhnya malaikat meng-amin-kan terhadap apa yang kalian katakan." Ketika Abu Salamah meninggal, saya bertanya kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, apa yang harus saya katakan!" Beliau bersabda, "Hai Ummu Salamah, katakanlah, 'Ya Allah, berilah ampunan buat Abu Salamah, dan berilah penggantinya kepadaku dengan seorang yang shalih'. " Ummu Salamah berkata: Maka Allah menggantikan Abu Salamah dengan Rasulullah SAW untukku. (Shahih: Ibnu Majah) 1447, juga diriwayatkan Muslim.

Talqin

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ

. Dari Muadz bin Jabal, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang akhir perkataannya kalimat 'la ilaha illallah' (tiada tuhan selain Allah), maka ia akan masuk surga. " (Shahih) Al Ahkam 34.

أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ قَوْلَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

. Dari Abu Said Al Khudri, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Talqinlah (tuntunlah orang yang akan mendekati) kematian di antara kalian semua dengan perkataan, 'La ilaha illallah (tiada tuhan selain Allah) '. " (Shahih: Muslim) Al Ahkam 10.

Memejamkan Mata Mayat

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ دَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَبِي سَلَمَةَ وَقَدْ شَقَّ بَصَرَهُ فَأَغْمَضَهُ فَصَيَّحَ نَاسٌ مِنْ أَهْلِهِ فَقَالَ لَا تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ إِلَّا بِخَيْرٍ فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ يُؤَمِّنُونَ عَلَى مَا تَقُولُونَ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأَبِي سَلَمَةَ وَارْفَعْ دَرَجَتَهُ فِي الْمَهْدِيِّينَ وَاخْلُفْهُ فِي عَقِبِهِ فِي الْغَابِرِينَ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ رَبَّ الْعَالَمِينَ اللَّهُمَّ افْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ وَنَوِّرْ لَهُ فِيهِ

. Dari Ummu Salamah, ia berkata: Rasulullah SAW masuk mendekati (jenazah) Abu Salamah, (dilihatnya) kedua matanya belum terpejam yang kemudian dipejamkan beliau. Sementara keluarga Abu Salamah meratapi kepergiannya, lalu beliau bersabda, "Janganlah kalian mendoakan diri kalian kecuali doa yang baik. Sesungguhnya malaikat mengaminkan semua yang kalian ucapkan." Kemudian beliau berdoa, "Ya Allah, ampunilah dosa Abu Salamah, angkatah derajatnya ke dalam golongan hamba-hambaMu yang mendapat petunjuk kebenaran, berilah pengganti untuk keluarga yang ditinggalkannya dan ampunilah kami dan dia (wahai) Tuhan semesta alam. Ya Allah, luaskan dan terangilah alam kuburnya dengan nur." (Shahih: Muslim) Al Ahkam 12.

قَالَ أَبُو دَاوُد وَتَغْمِيضُ الْمَيِّتِ بَعْدَ خُرُوجِ الرُّوحِ سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ مُحَمَّدِ بْنِ النُّعْمَانِ الْمُقْرِيَّ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا مَيْسَرَةَ رَجُلًا عَابِدًا يَقُولُ غَمَّضْتُ جَعْفَرًا الْمُعَلِّمَ وَكَانَ رَجُلًا عَابِدًا فِي حَالَةِ الْمَوْتِ فَرَأَيْتُهُ فِي مَنَامِي لَيْلَةَ مَاتَ يَقُولُ أَعْظَمُ مَا كَانَ عَلَيَّ تَغْمِيضُكَ لِي قَبْلَ أَنْ أَمُوتَ

Abu Daud berkata: Sedang tentang hadits pemejaman mata mayat setelah keluarnya ruh dari badan, saya peroleh dari mendengarkan Muhammad bin Muhammad bin Nu'man Al Muqri, ia berkata, "Saya mendengar Abu Maisarah —seorang hamba yang tekun beribadah— berkata, 'Saya telah memejamkam mata Ja'far Al Mu'allim —seorang hamba yang tekun beribadah— sewaktu ia meninggal. Kemudian, saya melihatnya (bermimpi) dalam tidur di malam ia meninggal, (seolah) ia berkata, 'Bagiku, hal yang paling agung adalah saat kau pejamkan mataku sebelum aku mati'."

Membaca Tarji' (Inna lillahi wa Inna Ilahi Raqji'uun)

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَصَابَتْ أَحَدَكُمْ مُصِيبَةٌ فَلْيَقُلْ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ عِنْدَكَ أَحْتَسِبُ مُصِيبَتِي فَآجِرْنِي فِيهَا وَأَبْدِلْ لِي بِهَا خَيْرًا مِنْهَا

. Dari Ummu Salamah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Apabila di antara kalian ditimpa musibah, maka ucapkanlah, 'Inna lillahi wa inna ilaihi raji'uun (diri kami ini adalah milik Allah dan kami akan kembali kepada-Nya). Ya Allah, bagiku itu adalah musibah dari-Mu, maka berilah pahala kepada kami dan gantilah untukku yang lebih baik dalam musibah ini'." (Shahih: Ibnu Majah) 1598, juga diriwayatkan Muslim.

Kafan Pembungkus Mayat

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُجِّيَ فِي ثَوْبِ حِبَرَةٍ

. Dari Aisyah bahwa (jasad) Nabi SAW ditutup pakaian (dari Yaman). (Shahih:Bukhari) 5814 dan juga diriwayatkan Muslim (3/50).

Menghadiri Musibah Duka-Cita

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ لَمَّا قُتِلَ زَيْدُ بْنُ حَارِثَةَ وَجَعْفَرٌ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ رَوَاحَةَ جَلَسَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَسْجِدِ يُعْرَفُ فِي وَجْهِهِ الْحُزْنُ وَذَكَرَ الْقِصَّةَ

. Dari Aisyah, ia berkata: Ketika Zaid bin Haritsah, Ja'far dan Abdullah bin Rawahah gugur di Medan Perang, Rasulullah SAW duduk di masjid, dari raut muka beliau nampak berduka...kemudian perawi menyebutkan kisah tersebut." (Shahih: Muttafaq 'Alaih)

Bersabar atas Musibah Sejak Pertama Kali Menimpa

عَنْ أَنَسٍ قَالَ أَتَى نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى امْرَأَةٍ تَبْكِي عَلَى صَبِيٍّ لَهَا فَقَالَ لَهَا اتَّقِي اللَّهَ وَاصْبِرِي فَقَالَتْ وَمَا تُبَالِي أَنْتَ بِمُصِيبَتِي فَقِيلَ لَهَا هَذَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَتْهُ فَلَمْ تَجِدْ عَلَى بَابِهِ بَوَّابِينَ فَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَعْرِفْكَ فَقَالَ إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الْأُولَى أَوْ عِنْدَ أَوَّلِ صَدْمَةٍ

. Dari Anas, ia berkata: Nabi SAW pernah mendatangi seorang perempuan yang sedang menangis karena ditinggal mati anaknya. Kemudian beliau bersabda, "Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah." Perempuan tersebut lalu berkata, "Apa pedulimu terhadap musibah yang menimpaku ini!" Kemudian dikatakan kepada perempuan tersebut, "(Orang yang bersabda) ini adalah Nabi SAW" kemudian perempuan itu mendatangi beliau, ia tidak menemukan ada penjaga di depan pintu beliau, perempuan itu berkata, "Ya Rasulullah, (maafkan) saya yang tidak tahu (tadi itu adalah) engkau!." Beliau bersabda, "Sesungguhnya kesabaran harus ada pada pertama kali terjadi musibah, —atau di awal bencana—." (Shahih: Muttafaq 'Alaih) Al Ahkam 22.

Menangisi Mayat

عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ أَنَّ ابْنَةً لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْسَلَتْ إِلَيْهِ وَأَنَا مَعَهُ وَسَعْدٌ وَأَحْسَبُ أُبَيًّا أَنَّ ابْنِي أَوْ بِنْتِي قَدْ حُضِرَ فَاشْهَدْنَا فَأَرْسَلَ يُقْرِئُ السَّلَامَ فَقَالَ قُلْ لِلَّهِ مَا أَخَذَ وَمَا أَعْطَى وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ إِلَى أَجَلٍ فَأَرْسَلَتْ تُقْسِمُ عَلَيْهِ فَأَتَاهَا فَوُضِعَ الصَّبِيُّ فِي حِجْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَفْسُهُ تَقَعْقَعُ فَفَاضَتْ عَيْنَا رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُ سَعْدٌ مَا هَذَا قَالَ إِنَّهَا رَحْمَةٌ وَضَعَهَا اللَّهُ فِي قُلُوبِ مَنْ يَشَاءُ وَإِنَّمَا يَرْحَمُ اللَّهُ مِنْ عِبَادِهِ الرُّحَمَاءَ

. Dari Usamah bin Zaid bahwa putri Rasulullah SAW mengirim utusan untuk menemui beliau disaat aku, Sa'ad dan (aku mengira) Ubay sedang bersama beliau. Katanya, anak dari putrinya —atau anak perempuan dari putrinya— sedang sekarat, maka saksikanlah, namun beliau mengutus seseorang untuk menyampaikan salamnya sambil bersabda, "Katakanlah, 'Bagi Allah hak untuk mengambil dan memberi. Segala sesuatu, berada pada-Nya sampai batas ketentuan yang Dia tetapkan."

Lalu putri Nabi SAW mengirim utusan kepada beliau dan bersumpah, beliau pun mendatanginya, lalu diletakanlah anak kecil (yang sekarat) di pelukan Rasulullah SAW, nafasnya terputus-putus sementara air mata beliau menetes. (Melihat kondisi Rasulullah ini) Sa'ad berkata, "Apa ini?" Kemudian beliau bersabda, "Sesungguhnya air mata ini adalah (bentuk dari) rahmat yang Allah letakkan pada hati siapapun yang Dia kehendaki. Allah hanya akan memberikan rahmat pada hamba-Nya yang banyak kasih-sayangnya. " (Shahih: Muttafaq 'Alaih) Al Ahkam 163-164.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وُلِدَ لِي اللَّيْلَةَ غُلَامٌ فَسَمَّيْتُهُ بِاسْمِ أَبِي إِبْرَاهِيمَ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ قَالَ أَنَسٌ لَقَدْ رَأَيْتُهُ يَكِيدُ بِنَفْسِهِ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدَمَعَتْ عَيْنَا رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ تَدْمَعُ الْعَيْنُ وَيَحْزَنُ الْقَلْبُ وَلَا نَقُولُ إِلَّا مَا يُرْضِي رَبَّنَا إِنَّا بِكَ يَا إِبْرَاهِيمُ لَمَحْزُونُونَ

. Dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Anakku laki-laki lahir di malam hari, kemudian kunamai ia seperti nama bapakku (Bapak dari silsilah utusan Allah) Ibrahim..." Kemudian perawi menyebutkan hadits seterusnya.

Anas berkata: Saya melihat Ibrahim, putra Rasulullah menghembuskan nafas terakhir di hadapan beliau, sampai air mata beliau menetes, beliau bersabda, "Mata meneteskan air mata, Hati berduka dan kami tidak akan berkata kecuali yang diridhai Tuhan kami. Sesungguhnya (hati) kami berduka karenamu wahai Ibrahim. " (Shahih) Ash-Shahihah 2493, juga riwayat Muslim, sementara dalam riwayat Bukhari haditsnya Mu'allaq.

Ratapan

عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَانَا عَنْ النِّيَاحَةِ

. Dari Ummu Athiyah bahwa Rasulullah SAW melarang kita meratapi Mayat. (Shahih: Muttafaq 'Alaih) Al Ahkam 28.

عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْمَيِّتَ لَيُعَذَّبُ بِبُكَاءِ أَهْلِهِ عَلَيْهِ فَذُكِرَ ذَلِكَ لِعَائِشَةَ فَقَالَتْ وَهِلَ تَعْنِي ابْنَ عُمَرَ إِنَّمَا مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى قَبْرٍ فَقَالَ إِنَّ صَاحِبَ هَذَا لَيُعَذَّبُ وَأَهْلُهُ يَبْكُونَ عَلَيْهِ ثُمَّ قَرَأَتْ { وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى }

قَالَ عَنْ أَبِي مُعَاوِيَةَ عَلَى قَبْرِ يَهُودِيٍّ

. Dari Ibnu Umar, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya mayat akan disiksa karena tangisan keluarganya terhadapnya. " Ketika Ibnu Umar menyebutkan hadits ini kepada Aisyah, Aisyah berkata, "Ia (Ibnu Umar) telah lemah (salah mengerti). (kejadiannya) Nabi SAW melewati suatu pekuburan, kemudian beliau bersabda, "Sesungguhnya penghuni kubur ini sedang disiksa karena keluarganya selalu menangisinya" kemudian ia (Aisyah) membaca ayat, "Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain" (Qs. Al An'am [6]: 164; Fathir [35]: 18; Al Israa' [17]: 15; Az-Zumar[39]:7)

Perawi berkata: Dari Abu Muawiyah, ia berkata, "Yaitu pekuburan orang Yahudi." (Shahih: Muttafaq 'Alaih), Al Ahkam 28.

عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَوْسٍ قَالَ دَخَلْتُ عَلَى أَبِي مُوسَى وَهُوَ ثَقِيلٌ فَذَهَبَتْ امْرَأَتُهُ لِتَبْكِيَ أَوْ تَهُمَّ بِهِ فَقَالَ لَهَا أَبُو مُوسَى أَمَا سَمِعْتِ مَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ بَلَى قَالَ فَسَكَتَتْ فَلَمَّا مَاتَ أَبُو مُوسَى قَالَ يَزِيدُ لَقِيتُ الْمَرْأَةَ فَقُلْتُ لَهَا مَا قَوْلُ أَبِي مُوسَى لَكِ أَمَا سَمِعْتِ قَوْلَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ سَكَتِّ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ مِنَّا مَنْ حَلَقَ وَمَنْ سَلَقَ وَمَنْ خَرَقَ

. Dari Yazid bin Aus, ia berkata: Saya masuk ke rumah Abu Musa disaat kondisi sakitnya sedang berat, kemudian istrinya pergi menyingkir untuk menangis, atau ingin menangis. (Melihat sikap istrinya ini), Abu Musa berkata kepada istrinya, "Tidakkah kamu mendengar sabda Rasulullah SAW?" Istrinya menjawab, "Iya, saya mendengarnya." Perawi mangatakan: Maka istri Abu Musa diam, ia tidak jadi menangis.

Ketika Abu Musa meninggal dunia, Yazid berkata: Saya bertemu seorang perempuan (istri Abu Musa), lalu saya berkata kepadanya, "Apa yang dikatakan Abu Musa kepadamu? Apa yang kamu dengar dari Rasulullah SAW sehingga kamu diam dan tidak jadi menangis karenanya?." Perempuan itu berkata, "Rasulullah SAW telah bersabda, 'Bukan (dari ajaran) kami memotong rambut (bagi perempuan yang ditinggal mati suaminya), meraung-raung dengan suara keras dan melubangi (mencabik-cabik) pakaian " {Shahih: Muttafaq Alaih) Al Irwa '771.

عَنْ امْرَأَةٍ مِنَ الْمُبَايِعَاتِ قَالَتْ كَانَ فِيمَا أَخَذَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَعْرُوفِ الَّذِي أَخَذَ عَلَيْنَا أَنْ لَا نَعْصِيَهُ فِيهِ أَنْ لَا نَخْمُشَ وَجْهًا وَلَا نَدْعُوَ وَيْلًا وَلَا نَشُقَّ جَيْبًا وَأَنْ لَا نَنْشُرَ شَعَرًا

. Dari perempuan peserta baiat setia terhadap Nabi, ia berkata: Di antara kesepakatan yang diambil Rasulullah SAW dari kami untuk hal yang ma'ruf adalah kami tidak boleh melanggar perintah beliau dalam urusan ma'ruf, tidak boleh menampari muka kami, tidak boleh berkata dengan kata-kata celaka, tidak boleh merobek saku (baju) kami, dan tidak boleh menguraikan (mengacak-acak) rambut." (Shahih) Al Ahkam 35.

Membuat Makanan untuk Keluarga Mayat

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جَعْفَرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اصْنَعُوا لِآلِ جَعْفَرٍ طَعَامًا فَإِنَّهُ قَدْ أَتَاهُمْ أَمْرٌ شَغَلَهُمْ

. Dari Abdullah bin Ja'far, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Buatkan makanan untuk keluarga Ja'far, sesungguhnya telah datang pada mereka urusan yang menyibukkan." {Hasan: Ibnu Majah) 1610-1611

Apakah Orang yang Mati Syahid Dimandikan?

عَنْ جَابِرٍ قَالَ رُمِيَ رَجُلٌ بِسَهْمٍ فِي صَدْرِهِ أَوْ فِي حَلْقِهِ فَمَاتَ فَأُدْرِجَ فِي ثِيَابِهِ كَمَا هُوَ قَالَ وَنَحْنُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

. Dari Jabir, ia berkata: Ada seseorang yang meninggal akibat lemparan panah di dada atau tenggorokannya, kemudian ia dibungkus kain kafan dengan bajunya seperti yang telah ia kenakan waktu itu. Jabir berkata, "Pada waktu itu, kami (para sahabat) bersama Rasulullah SAW." (Hasan)

أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ حَدَّثَهُمْ أَنَّ شُهَدَاءَ أُحُدٍ لَمْ يُغَسَّلُوا وَدُفِنُوا بِدِمَائِهِمْ وَلَمْ يُصَلَّ عَلَيْهِمْ

. Dari Anas bin Malik bahwa para pejuang Perang Uhud yang mati syahid tidak dimandikan. Mereka langsung di kubur bersama ceceran darah mereka tanpa dishalati (terlebih dahulu). (Hasan) Al Ahkam 55.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ الْمَعْنَى أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ عَلَى حَمْزَةَ وَقَدْ مُثِّلَ بِهِ فَقَالَ لَوْلَا أَنْ تَجِدَ صَفِيَّةُ فِي نَفْسِهَا لَتَرَكْتُهُ حَتَّى تَأْكُلَهُ الْعَافِيَةُ حَتَّى يُحْشَرَ مِنْ بُطُونِهَا وَقَلَّتْ الثِّيَابُ وَكَثُرَتْ الْقَتْلَى فَكَانَ الرَّجُلُ وَالرَّجُلَانِ وَالثَّلَاثَةُ يُكَفَّنُونَ فِي الثَّوْبِ الْوَاحِدِ زَادَ قُتَيْبَةُ ثُمَّ يُدْفَنُونَ فِي قَبْرٍ وَاحِدٍ فَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْأَلُ أَيُّهُمْ أَكْثَرُ قُرْآنًا فَيُقَدِّمُهُ إِلَى الْقِبْلَةِ

. Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah SAW menghampiri (jenazah) Hamzah yang telah dimutilasi, beliau bersabda, "Kalau saja Shajiyah tidak mengalami perasaan (tertekan) atas dirinya dan dapat makan dengan baik, maka aku akan meninggalkan jasad Hamzah ini sampai ia dibangkitkan dari perut bumi." Pada saat itu, kain kafan pembungkus mayat lebih sedikit dibandingkan yang terbunuh, sehingga satu, dua bahkan tiga lelaki dikuburkan dengan satu kain kafan saja.

Dalam hadits riwayat lain disebutkan, "Kemudian mereka yang mati syahid itu dikuburkan secara massal dalam satu kuburan. Rasulullah SAW bertanya, "Yang mana di antara mereka ini yang lebih banyak (menghafal) Al Qur'an?" Maka yang lebih banyak Al Qur'an didahulukan serta dihadapkan kiblat. (Hasan: At-Tirmidzi) 1027.

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِحَمْزَةَ وَقَدْ مُثِّلَ بِهِ وَلَمْ يُصَلِّ عَلَى أَحَدٍ مِنْ الشُّهَدَاءِ غَيْرِهِ

. Dari Anas bahwa Nabi SAW menghampiri jasad Hamzah yang telah dimutilasi, beliau tidak menshalati salah satu pun dari para pejuang yang mati syahid. (Hasan)

جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَجْمَعُ بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ مِنْ قَتْلَى أُحُدٍ وَيَقُولُ أَيُّهُمَا أَكْثَرُ أَخْذًا لِلْقُرْآنِ فَإِذَا أُشِيرَ لَهُ إِلَى أَحَدِهِمَا قَدَّمَهُ فِي اللَّحْدِ وَقَالَ أَنَا شَهِيدٌ عَلَى هَؤُلَاءِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَمَرَ بِدَفْنِهِمْ بِدِمَائِهِمْ وَلَمْ يُغَسَّلُوا

. Dari Jabir bin Abdullah, seseorang telah memberikan kabar (hadits) kepadanya bahwa Rasulullah SAW menggabungkan dua orang yang mati syahid di Perang Uhud. Beliau bersabda, "Yang mana di antara keduanya yang lebih banyak hafal Al Qur^an?" Lalu salah seorang sahabat memberitahukan satu di antara keduanya yang lebih banyak hafal Al Qur'an, maka beliau mendahulukan yang lebih banyak menghafal Al Qur'an itu masuk Liang lahad. Beliau bersabda, "Aku adalah saksi mereka kelak di Hari Kiamat." Nabi SAW memerintahkan agar mereka dikuburkan dengan darah mereka tanpa dimandikan terlebih dahulu. (Shahih: Bukhari)

بِهَذَا الْحَدِيثِ بِمَعْنَاهُ قَالَ يَجْمَعُ بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ مِنْ قَتْلَى أُحُدٍ فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ

. Dari Jabir... seperti makna hadits di atas. Perawi berkata, "Dua orang yang mati syahid di Perang Uhud dikumpulkan dalam satu kain kafan saja." {Shahih: Bukhari)

Memasang Satir Ketika Mayat Dimandikan

عَائِشَةَ تَقُولُ لَمَّا أَرَادُوا غَسْلَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوا وَاللَّهِ مَا نَدْرِي أَنُجَرِّدُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ ثِيَابِهِ كَمَا نُجَرِّدُ مَوْتَانَا أَمْ نَغْسِلُهُ وَعَلَيْهِ ثِيَابُهُ فَلَمَّا اخْتَلَفُوا أَلْقَى اللَّهُ عَلَيْهِمْ النَّوْمَ حَتَّى مَا مِنْهُمْ رَجُلٌ إِلَّا وَذَقْنُهُ فِي صَدْرِهِ ثُمَّ كَلَّمَهُمْ مُكَلِّمٌ مِنْ نَاحِيَةِ الْبَيْتِ لَا يَدْرُونَ مَنْ هُوَ أَنْ اغْسِلُوا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهِ ثِيَابُهُ فَقَامُوا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَغَسَلُوهُ وَعَلَيْهِ قَمِيصُهُ يَصُبُّونَ الْمَاءَ فَوْقَ الْقَمِيصِ وَيُدَلِّكُونَهُ بِالْقَمِيصِ دُونَ أَيْدِيهِمْ وَكَانَتْ عَائِشَةُ تَقُولُ لَوْ اسْتَقْبَلْتُ مِنْ أَمْرِي مَا اسْتَدْبَرْتُ مَا غَسَلَهُ إِلَّا نِسَاؤُهُ

. Dari Aisyah, ia berkata: Ketika sahabat hendak memandikan jasad Nabi SAW, mereka berkata, "Demi Allah, kita tidak tahu, apakah kita akan menanggalkan pakaian beliau seperti kita memandikan yang lain atau membiarkan pakaian beliau seperti dikenakannya semasa masih hidup?" Ketika tejadi beda pandangan di antara mereka, maka Allah mengirimkan kantuk yang amat sehingga mereka tertidur sampai merasakan sesuatu pada dada mereka. Kemudian dari balik rumah, muncul seseorang -yang tidak mereka ketahui siapakah dia- mengusulkan supaya mereka memandikan (jasad) Rasulullah SAW dengan tetap mengenakan bajunya. Kemudian mereka menuju jasad beliau terbaring dan memandikannya. Dituangkan air dari atas (mengenai) baju beliau, sementara mereka memijit-mijit dengan tangan mereka dari baju itu.

Aisyah berkata, "Kalau saja kalian menerima usulku sejak awal, maka jasad beliau tidak akan dimandikan kecuali oleh istri-istri beliau." {Hasan) Al Ahkam 49.

Cara Memandikan Mayat

عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ دَخَلَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ تُوُفِّيَتْ ابْنَتُهُ فَقَالَ اغْسِلْنَهَا ثَلَاثًا أَوْ خَمْسًا أَوْ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ إِنْ رَأَيْتُنَّ ذَلِكَ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ وَاجْعَلْنَ فِي الْآخِرَةِ كَافُورًا أَوْ شَيْئًا مِنْ كَافُورٍ فَإِذَا فَرَغْتُنَّ فَآذِنَّنِي فَلَمَّا فَرَغْنَا آذَنَّاهُ فَأَعْطَانَا حَقْوَهُ فَقَالَ أَشْعِرْنَهَا إِيَّاهُ

. Dari Ummu Athiyah, ia berkata: Ketika putri Rasulullah SAW meninggal, beliau datang kepada kami dan bersabda, "Siramlah tiga kali, atau lima kali, atau lebih dari itu —jika kalian pandang itu perlu— dengan air (bercampur bunga) bidara. Jadikanlah yang terakhir (air bercampur) dengan kapur barus, atau bahan seperti kapur barus; jika kalian sudah selesai memandikannya, beri tahu saya" Setelah selesai memandikannya, kami beritahukan beliau, kemudian beliau memberikan kain kepada kami dan bersabda, "Tutuplah dengan kain ini. " (Shahih: Ibnu Majah) 1458 (Muttafaq 'Alaih).

عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ مَشَطْنَاهَا ثَلَاثَةَ قُرُونٍ

. Dari Ummu Athiyah, ia berkata, "(Lalu) kami menyisir rambutnya (menjadi) tiga baris." {Shahih: Muslim)

عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ وَضَفَّرْنَا رَأْسَهَا ثَلَاثَةَ قُرُونٍ ثُمَّ أَلْقَيْنَاهَا خَلْفَهَا مُقَدَّمَ رَأْسِهَا وَقَرْنَيْهَا

. Dari Ummu Athiyah, ia berkata: Kemudian kami anyam rambutnya menjadi tiga kelompok. Setelah itu, rambut tersebut kami tata ke belakang, ke depan dan kedua sisinya (kanan dan kiri)." {Shahih: Muttafaq 'Alaih)

عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُنَّ فِي غُسْلِ ابْنَتِهِ ابْدَأْنَ بِمَيَامِنِهَا وَمَوَاضِعِ الْوُضُوءِ مِنْهَا

. Dari Ummu Athiyah bahwa Rasulullah SAW bersabda kepada para perempuan yang memandikan putrinya, "Mulailah memandikannya dari sisi badan yang kanan dan tempat anggota wudhu. " (Shahih: Muttafaq 'Alaih)

عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ بِمَعْنَى حَدِيثِ مَالِكٍ زَادَ فِي حَدِيثِ حَفْصَةَ عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ بِنَحْوِ هَذَا وَزَادَتْ فِيهِ أَوْ سَبْعًا أَوْ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ إِنْ رَأَيْتُنَّهُ

. Dari Ummu Athiyah Ra... seperti makna hadits Malik nomor (3142) di depan, hanya saja di sini terdapat tambahan, "Atau tujuh kali, atau lebih dari itu jika kalian pandang itu perlu." (Shahih: Bukhari)

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ أَنَّهُ كَانَ يَأْخُذُ الْغُسْلَ عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ يَغْسِلُ بِالسِّدْرِ مَرَّتَيْنِ وَالثَّالِثَةَ بِالْمَاءِ وَالْكَافُورِ

. Dari Muhammad bin Sirin bahwasanya ia mengambil cara memandikan mayat dari Ummu Athiyah. Dia mandikan dengan air (bercampur bunga) bidara dua kali, dan ketiganya dengan air (bercampur) kapur barus. (Shahih)

Kain Kafan

جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يُحَدِّثُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ خَطَبَ يَوْمًا فَذَكَرَ رَجُلًا مِنْ أَصْحَابِهِ قُبِضَ فَكُفِّنَ فِي كَفَنٍ غَيْرِ طَائِلٍ وَقُبِرَ لَيْلًا فَزَجَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُقْبَرَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ حَتَّى يُصَلَّى عَلَيْهِ إِلَّا أَنْ يَضْطَرَّ إِنْسَانٌ إِلَى ذَلِكَ وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَفَّنَ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فَلْيُحْسِنْ كَفَنَهُ

. Dari Jabir bin Abdullah, ia memberitahukan Nabi SAW bahwa pada suatu hari ia telah berkhitbah. Kemudian Jabir menyebutkan kepada beliau bahwa semalam ada di antara sahabat beliau meninggal yang dibungkus dengan kain kafan yang tidak panjang dan dikuburkan di malam hari. (Mendengar berita dari Jabir ini) kemudian Rasulullah SAW mencerca sikap penguburan di malam hari tersebut sehingga mayat di shalati (terlebih dahulu), kecuali penguburan itu dalam kondisi darurat. Nabi SAW bersabda, "Jika kalian mengkafani Mayat, maka perbaguslah kain kafannya. " (Shahih:Muslim) Al Ahkam 57.

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ أُدْرِجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي ثَوْبٍ حِبَرَةٍ ثُمَّ أُخِّرَ عَنْهُ

. Dari Aisyah, ia berkata: (Jasad) Nabi SAW ditutupi dengan kain kafan dari selimut (Yaman), kemudian selimut itu dikenakan di (lapisan paling) akhir. (Shahih: Muttafaq 'Alaih)

عَنْ جَابِرٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا تُوُفِّيَ أَحَدُكُمْ فَوَجَدَ شَيْئًا فَلْيُكَفَّنْ فِي ثَوْبٍ حِبَرَةٍ

. Dari Jabir, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Jika ada di antara kalian meninggal dan ia mempunyai sesuatu (kekayaan), maka berilah ia kain kafan selimut (dari Yaman). " {Shahih) Al Ahkam 63.

عَائِشَةُ قَالَتْ كُفِّنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي ثَلَاثَةِ أَثْوَابٍ يَمَانِيَةٍ بِيضٍ لَيْسَ فِيهَا قَمِيصٌ وَلَا عِمَامَةٌ

. Dari Aisyah, ia berkata: Kain kafan Rasulullah SAW terdiri dari tiga kain selimut dari Yaman berwarna putih tanpa baju kurung dan tanpa serban. {Shahih: Muttafaq 'Alaih)

عَنْ عَائِشَةَ مِثْلَهُ زَادَ مِنْ كُرْسُفٍ قَالَ فَذُكِرَ لِعَائِشَةَ قَوْلُهُمْ فِي ثَوْبَيْنِ وَبُرْدٍ حِبَرَةٍ فَقَالَتْ قَدْ أُتِيَ بِالْبُرْدِ وَلَكِنَّهُمْ رَدُّوهُ وَلَمْ يُكَفِّنُوهُ فِيهِ

. Dari Aisyah, seperti hadits di atas... Hanya terdapat tambahan min kursuf (Dari kapas). Perawi berkata: Ketika disampaikan perkataan para sahabat, "Beliau dikafani dengan dua pakaian dan satu kain selimut" Aisyah menjawab, "Telah diberikan kain selimut, tetapi mereka (sahabat yang mengenakan kafan Nabi SAW) menolaknya, sehingga kain selimut itu tidak dijadikan kafan untuk beliau." {Shahih: Muslim)

Dimakruhkan Memberi Kafan yang Mahal

عَنْ خَبَّابٍ قَالَ إِنَّ مُصْعَبَ بْنَ عُمَيْرٍ قُتِلَ يَوْمَ أُحُدٍ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ إِلَّا نَمِرَةٌ كُنَّا إِذَا غَطَّيْنَا بِهَا رَأْسَهُ خَرَجَ رِجْلَاهُ وَإِذَا غَطَّيْنَا رِجْلَيْهِ خَرَجَ رَأْسُهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَطُّوا بِهَا رَأْسَهُ وَاجْعَلُوا عَلَى رِجْلَيْهِ شَيْئًا مِنْ الْإِذْخِرِ

. Dari Khabbab, ia berkata: Ketika Mush'ab bin Umair terbunuh dalam Perang Uhud, ia tidak mempunyai kafan selain kain dijahit. Ketika kain itu dipakai menutupi kepalanya, kedua kakinya terbuka (karena tidak cukup), dan ketika kain itu dipakai menutupi kedua kakinya, kepalanya terbuka, maka Rasulullah SAW bersabda, "Gunakan kain itu untuk menutup kepalanya, sedangkan kakinya tutuplah dengan rerumputan. " (Shahih: Muttafaq 'Alaih)

Memberikan Minyak Misk Pada Mayat

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَطْيَبُ طِيبِكُمْ الْمِسْكُ

. Dari Abu Said Al Khudri, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Wewangian kalian yang paling harum adalah Minyak Misk:' {Shahih: Muslim) (7/47)

Mandi Setelah Memandikan Mayat

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ غَسَّلَ الْمَيِّتَ فَلْيَغْتَسِلْ وَمَنْ حَمَلَهُ فَلْيَتَوَضَّأْ

. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang memandikan Mayat, hendaknya dia mandi (selesai memandikan Mayat), dan siapa yang membawa mayat ketika dimandikan, hendaknya dia berwudhu. " (Shahih)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَعْنَاهُ قَالَ أَبُو دَاوُد هَذَا مَنْسُوخٌ و سَمِعْت أَحْمَدَ بْنَ حَنْبَلٍ وَسُئِلَ عَنْ الْغُسْلِ مِنْ غَسْلِ الْمَيِّتِ فَقَالَ يُجْزِيهِ الْوُضُوءُ

. Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW... dengan makna hadits di atas.

Abu Daud berkata: Hadits ini telah dinasakh (dihapus). Saya mendengar Ahmad bin Hambal ketika ditanya, "Bagaimana hukumnya mandi setelah memandikan Mayat?" ia menjawab, "Cukup baginya (setelah memandikan Mayat) berwudhu." (Shahih) Silakan lihat hadits sebelumnya.

Mengecup Mayat

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُ عُثْمَانَ بْنَ مَظْعُونٍ وَهُوَ مَيِّتٌ حَتَّى رَأَيْتُ الدُّمُوعَ تَسِيلُ

. Dari Aisyah, ia berkata: Saya melihat Rasulullah SAW mengecup Utsman bin Mazhghun kala ia meninggal sampai saya melihat airmata beliau menetes. (Shahih)

Makruh Membawa Mayat Ke Daerah Lain

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كُنَّا حَمَلْنَا الْقَتْلَى يَوْمَ أُحُدٍ لِنَدْفِنَهُمْ فَجَاءَ مُنَادِي النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تَدْفِنُوا الْقَتْلَى فِي مَضَاجِعِهِمْ فَرَدَدْنَاهُمْ

. Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: Kami membawa jasad pejuang Perang Uhud yang terbunuh untuk kami kebumikan, tiba-tiba terdengar utusan penyeru Rasulullah SAW berkata, "Sesungguhnya Rasulullah SAW memerintahkan kalian supaya mengubur orang yang telah meninggal di tempat mereka tergeletak" maka akhirnya kami membawa kembali mereka ke tempat semula dimana mereka meninggal. (Shahih) Al Ahkam 14.

(Hukum) Wanita Mengantarkan Jenazah

عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ نُهِينَا أَنْ نَتَّبِعَ الْجَنَائِزَ وَلَمْ يُعْزَمْ عَلَيْنَا

. Dari Ummu Athiyah, ia berkata: Kami (kaum perempuan) dilarang mengantar jenazah namun beliau tidak menekankan hal itu atas kami." (Shahih: Muttafaq 'Alaih) Al Ahkam 69-70.

Keutamaan Shalat Jenazah dan Mengantarkannya

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ يَرْوِيهِ قَالَ مَنْ تَبِعَ جَنَازَةً فَصَلَّى عَلَيْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ وَمَنْ تَبِعَهَا حَتَّى يُفْرَغَ مِنْهَا فَلَهُ قِيرَاطَانِ أَصْغَرُهُمَا مِثْلُ أُحُدٍ أَوْ أَحَدُهُمَا مِثْلُ أُحُدٍ

. Dari Abu Hurairah, ia berkata: Siapa yang menyalati jenazah, baginya (pahala) satu qirath. Dan siapa yang mengantar jenazah sampai selesai penguburannya, baginya dua qirath. Qirath yang terkecil dari dua qirath tersebut seperti Gunung Uhud -atau- salah satunya seperti Gunung Uhud. (Shahih: Muttafaq 'Alaih) Al Ahkam 68.

سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍِ أَنَّهُ كَانَ عِنْدَ ابْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ إِذْ طَلَعَ خَبَّابٌ صَاحِبِ الْمَقْصُورَةِ فَقَالَ يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ أَلَا تَسْمَعُ مَا يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ خَرَجَ مَعَ جَنَازَةٍ مِنْ بَيْتِهَا وَصَلَّى عَلَيْهَا فَذَكَرَ مَعْنَى حَدِيثِ سُفْيَانَ فَأَرْسَلَ ابْنُ عُمَرَ إِلَى عَائِشَةَ فَقَالَتْ صَدَقَ أَبُو هُرَيْرَةَ

. Dari Sa'ad bin Abi Waqash bahwa ketika ia sedang bersama Abdullah bin Umar bin Khaththab, tiba-tiba muncul Khabbab Shahib Al Maqshurah (pemilik rumah yang luas) menuju ke arah mereka. Khabbab berkata, "Hai ibnu Umar, Apakah kamu tidak mendengar apa yang dikatakan Abu Hurairah? Dia berkata, "Bahwasanya saya mendengar Rasullah SAW bersabda, 'Siapa yang keluar dari rumah bersama jenazah, lalu ia menyalatinya...' seperti makna hadits Sufyan. (Mendengar ini), ibnu Umar kemudian mengutusnya untuk menanyakan (perihal hadits tersebut) kepada Aisyah. Aisyah berkata, "Perkataan Abu Hurairah itu benar." (Shahih: Muslim) sumber yang sama.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ فَيَقُومُ عَلَى جَنَازَتِهِ أَرْبَعُونَ رَجُلًا لَا يُشْرِكُونَ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلَّا شُفِّعُوا فِيهِ

. Dari Ibnu Abbas, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Apabila ada seorang muslim meninggal, lalu jenazahnya dishalati empat puluh orang laki-laki yang tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun, maka shalat mereka itu akan memberikan syafa'at kepada si Mayat. " (Shahih: Mutt ofaq 'Alaih)

Berdiri untuk Menghormati Jenazah

عَنْ عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَيْتُمْ الْجَنَازَةَ فَقُومُوا لَهَا حَتَّى تُخَلِّفَكُمْ أَوْ تُوضَعَ

. Dari Amir bin Rabi'ah, dia menyampaikan sabda Rasulullah SAW, "Jika kalian melihat jenazah (sedang dibawa), maka berdirilah untuk (menghormati) sampai jenazah itu berlalu atau diletakkan." (Shahih: Muttafaq 'Alaih)

عَنْ ابْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَبِعْتُمْ الْجَنَازَةَ فَلَا تَجْلِسُوا حَتَّى تُوضَعَ قَالَ أَبُو دَاوُد رَوَى هَذَا الْحَدِيثَ الثَّوْرِيُّ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ فِيهِ حَتَّى تُوضَعَ بِالْأَرْضِ وَرَوَاهُ أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ سُهَيْلٍ قَالَ حَتَّى تُوضَعَ فِي اللَّحْدِ

. Dari Abu Said Al Khudri, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Jika kalian mengantarkan jenazah, maka kalian jangan duduk sampai jenazah itu diletakkan/diturunkan." (Shahih: Muttafaq 'Alaih)

Dalam riwayat lain terdapat tambahan, "Sampai jenazah itu diletakkan di bumi." Dalam redaksi hadits lain, "Sampai jenazah itu diletakkan di Liang lahad. "

جَابِرٌ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ مَرَّتْ بِنَا جَنَازَةٌ فَقَامَ لَهَا فَلَمَّا ذَهَبْنَا لِنَحْمِلَ إِذَا هِيَ جَنَازَةُ يَهُودِيٍّ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّمَا هِيَ جَنَازَةُ يَهُودِيٍّ فَقَالَ إِنَّ الْمَوْتَ فَزَعٌ فَإِذَا رَأَيْتُمْ جَنَازَةً فَقُومُوا

. Dari Jabir, ia berkata: Sewaktu kami sedang bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba lewat di depan kami (orang membawa) jenazah, maka beliau berdiri untuknya. Ketika kami hendak (turut) membawa jenazah tersebut, ternyata itu jenazah orang Yahudi. Lalu, kami berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya tadi itu jenazah seorang Yahudi!" Kemudian beliau bersabda, "Sesunggunya kematian adalah (hal yang) mengagetkan, jika kalian melihat jenazah (sedang dibawa), maka berdirilah. " (Shahih: Muslim)

عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ فِي الْجَنَائِزِ ثُمَّ قَعَدَ بَعْدُ

. Dari Ali bin Abi Thalib bahwa Nabi SAW berdiri (ketika jenazah lewat) dan duduk kembali (setelah jenazah itu berlalu). (Shahih: Muslim)

عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُومُ فِي الْجَنَازَةِ حَتَّى تُوضَعَ فِي اللَّحْدِ فَمَرَّ بِهِ حَبْرٌ مِنْ الْيَهُودِ فَقَالَ هَكَذَا نَفْعَلُ فَجَلَسَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ اجْلِسُوا خَالِفُوهُمْ

. Dari Ubadah bin Shamit, ia berkata: Rasulullah SAW berdiri ketika ada jenazah sedang lewat sampai jenazah itu diletakkan di liang lahad. Kemudian, lewat seorang pendeta Yahudi, ia berkata, "Seperti inilah yang kami lakukan." Kemudian, (setelah jenazah berlalu) Rasulullah SAW duduk kembali dan beliau bersabda, "Duduklah kalian, berbedalah kalian dengan mereka (kelompok Yahudi)!" (Hasan: Muslim)

Mengiring Jenazah Dengan Mengendarai Kendaraan

عَنْ ثَوْبَانَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُتِيَ بِدَابَّةٍ وَهُوَ مَعَ الْجَنَازَةِ فَأَبَى أَنْ يَرْكَبَهَا فَلَمَّا انْصَرَفَ أُتِيَ بِدَابَّةٍ فَرَكِبَ فَقِيلَ لَهُ فَقَالَ إِنَّ الْمَلَائِكَةَ كَانَتْ تَمْشِي فَلَمْ أَكُنْ لِأَرْكَبَ وَهُمْ يَمْشُونَ فَلَمَّا ذَهَبُوا رَكِبْتُ

. Dari Tsauban bahwa sebuah binatang tunggangan diberikan kepada Rasulullah SAW sewaktu sedang mengantar jenazah, namun beliau menolak untuk menungganginya. Ketika kembali (dari pemakaman), diberikan lagi binatang tunggangan kepada beliau, lalu beliau menaikinya. Ketika ditanyakan, "Kenapa (hal itu engkau lakukan)?" Beliau Bersabda, "Sesungguhnya para malaikat sedang berjalan. (Apakah) aku (pantas) menaiki kendaraan sedang mereka (para malaikat) berjalan kaki! Ketika mereka sudah pergi, aku menaikinya. " (Shahih) Al Ahkam 75

جَابِرَ بْنَ سَمُرَةَ قَالَ صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى ابْنِ الدَّحْدَاحِ وَنَحْنُ شُهُودٌ ثُمَّ أُتِيَ بِفَرَسٍ فَعُقِلَ حَتَّى رَكِبَهُ فَجَعَلَ يَتَوَقَّصُ بِهِ وَنَحْنُ نَسْعَى حَوْلَهُ

. Dari Jabir bin Samurah, ia berkata: Rasulullah SAW sedang menyalati bin Dahdah, sedangkan kami menjadi saksi. Setelah itu, kuda yang diberi tali kendali diberikan kepada beliau (untuk dinaiki); beliau menjalankannya dengan pelan sedang kami berjalan disekitarnya. {Shahih: Muslim)

Berjalan di depan Jenazah

عَنْ الزُّهْرِيُّ عَنْ سَالِمٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ يَمْشُونَ أَمَامَ الْجَنَازَةِ

. Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: Saya melihat Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Umar berjalan di depan jenazah. {Shahih)

عَنْ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ وَأَحْسَبُ أَنَّ أَهْلَ زِيَادٍ أَخْبَرُونِي أَنَّهُ رَفَعَهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الرَّاكِبُ يَسِيرُ خَلْفَ الْجَنَازَةِ وَالْمَاشِي يَمْشِي خَلْفَهَا وَأَمَامَهَا وَعَنْ يَمِينِهَا وَعَنْ يَسَارِهَا قَرِيبًا مِنْهَا وَالسِّقْطُ يُصَلَّى عَلَيْهِ وَيُدْعَى لِوَالِدَيْهِ بِالْمَغْفِرَةِ وَالرَّحْمَةِ

. Dari Mughirah bin Syu'bah, dia menyatakan haditsnya marfu' kepada Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Orang yang mengantar jenazah dengan menaiki tunggangan hendaknya berjalan di belakang jenazah. Sedangkan orang yang berjalan kaki berjalan di belakangnya, di depannya, dari samping kanan dan kiri jenazah. Bayi yang mengalami keguguran harus dishalati, bayi itu (kelak di akherat) akan mendoakan kedua orang tuanya supaya mendapat ampunan dan rahmat Allah." (Shahih)

Bersegera Saat Membawa Jenazah

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَسْرِعُوا بِالْجَنَازَةِ فَإِنْ تَكُ صَالِحَةً فَخَيْرٌ تُقَدِّمُونَهَا إِلَيْهِ وَإِنْ تَكُ سِوَى ذَلِكَ فَشَرٌّ تَضَعُونَهُ عَنْ رِقَابِكُمْ

. Dari Abu Hurairah, dia menyampaikan sabda Rasulullah SAW, "Bersegeralah (berjalan cepat) dalam membawa jenazah. Jika jenazah itu seorang shalih, maka kebaikanlah yang kalian berikannya; jika jenazah itu bukan seorang shalih, maka keburukanlah yang kalian letakkan di pundak kalian." (Shahih: Muttafaq 'Alaih)

عَنْ عُيَيْنَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ كَانَ فِي جَنَازَةِ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي الْعَاصِ وَكُنَّا نَمْشِي مَشْيًا خَفِيفًا فَلَحِقَنَا أَبُو بَكْرَةَ فَرَفَعَ سَوْطَهُ فَقَالَ لَقَدْ رَأَيْتُنَا وَنَحْنُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَرْمُلُ رَمَلًا

. Dari Abdurrahman bin Jausyan, ia berkata: Kami mengiring jenazah Utsman bin Abul Ash berjalan lambat, kemudian kami bertemu dengan Abu Bakrah yang menyalakkan cambuknya (protes terhadap jalan mereka yang pelan). Abu Bakrah berkata, "Sungguh, saya telah melihat dan kami mengalami bersama Rasulullah SAW mengiring jenazah dengan berlari kecil (antara berjalan biasa dan berlari)." (Shahih) perkataan perawi Utsman bin Abu Ash adalah syadz (janggal), yang benar adalah Abdurrahman bin Samurah seperti keterangan hadits di bawah ini.

عَنْ عُيَيْنَةَ بِهَذَا الْحَدِيثِ قَالَا فِي جَنَازَةِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَمُرَةَ وَقَالَ فَحَمَلَ عَلَيْهِمْ بَغْلَتَهُ وَأَهْوَى بِالسَّوْطِ

. Dari Uyainah... seperti hadits diatas. Mereka berdua berkata, "Mengiring jenazah Abdurrahman bin Samurah."

Perawi berkata, "Mereka berjalan pelan akibat keledai penganggkut jenazah, kemudian Abu Bakrah mencambuk keledai tersebut dengan cemetinya." (Shahih) seperti ini riwayat hadits yang mahfuzh (terjaga).

Imam Tidak Menshalati Orang yang Bunuh Diri

جَابِرُ بْنُ سَمُرَةَ قَالَ مَرِضَ رَجُلٌ فَصِيحَ عَلَيْهِ فَجَاءَ جَارُهُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُ إِنَّهُ قَدْ مَاتَ قَالَ وَمَا يُدْرِيكَ قَالَ أَنَا رَأَيْتُهُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّهُ لَمْ يَمُتْ قَالَ فَرَجَعَ فَصِيحَ عَلَيْهِ فَجَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّهُ قَدْ مَاتَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّهُ لَمْ يَمُتْ فَرَجَعَ فَصِيحَ عَلَيْهِ فَقَالَتْ امْرَأَتُهُ انْطَلِقْ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبِرْهُ فَقَالَ الرَّجُلُ اللَّهُمَّ الْعَنْهُ قَالَ ثُمَّ انْطَلَقَ الرَّجُلُ فَرَآهُ قَدْ نَحَرَ نَفْسَهُ بِمِشْقَصٍ مَعَهُ فَانْطَلَقَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَهُ أَنَّهُ قَدْ مَاتَ فَقَالَ وَمَا يُدْرِيكَ قَالَ رَأَيْتُهُ يَنْحَرُ نَفْسَهُ بِمَشَاقِصَ مَعَهُ قَالَ أَنْتَ رَأَيْتَهُ قَالَ نَعَمْ قَالَ إِذًا لَا أُصَلِّيَ عَلَيْهِ

. Dari Jabir bin Samurah, ia berkata: Ada seorang laki-laki sedang sakit, (keluarganya) pada meneriakinya, lalu salah satu tetangganya datang kepada Rasulullah SAW, ia berkata, "Sesungguhnya dia telah mati." Beliau bersabda, "Apa yang kamu temukan?" Tetangga itu menjawab, "Saya telah melihatnya wahai Rasulullah" kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya dia belum mati."

Perawi berkata: Kemudian tetangga orang yang sakit tersebut kembali lagi dan (mendapati keluarganya) meneriakinya sehingga ia datang lagi menemui Rasulullah SAW, ia berkata, "Sesungguhnya dia telah mati," Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya dia belum mati." Kemudian ia kembali lagi dan (mendapati keluarganya) meneriakinya.

Istri laki-laki yang sedang sakit itu berkata, "Berangkatlah menghadap Rasulullah, beri tahu beliau!" seorang laki-laki lain berkata, "Ya Allah, ini keterlaluan." Perawi berkata: Kemudian seorang laki-laki bergegas (hendak) menemui Rasulullah SAW, dia melihat laki-laki yang sedang sakit itu menggorok dirinya dengan pisau panjang. Setelah bertemu Rasulullah SAW, dia ceritakan kisah laki-laki yang sakit tersebut telah meninggal, lalu Rasulullah SAW bersabda, "Apa yang kamu temukan? " Dia menjawab, "Saya melihat ia telah menyembelih dirinya sendiri dengan pisau panjang." Nabi SAW bersabda, "Kamu melihatnya sendiri?" Dia menjawab, "Iya." Nabi SAW bersabda, "Kalau begitu, aku tidak akan menshalatinya. " (Shahih) Al Ahkam 84, sementara dalam riwayat Muslim ringkas sekali.

Menshalati Orang yang Mati Akibat Hukuman

عَنْ أَبِي بَرْزَةَ الْأَسْلَمِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يُصَلِّ عَلَى مَاعِزِ بْنِ مَالِكٍ وَلَمْ يَنْهَ عَنْ الصَّلَاةِ عَلَيْهِ

. Dari Abu Barzah Al Aslami bahwa Rasulullah SAW tidak menshalati Ma'iz bin Malik, beliau juga tidak melarang menshalatinya. (Hasan Shahih: Muttafaq 'Alailh dari hadits Jabir kecuali redaksi, "Beliau juga tidak melarang menshalatinya". Al Irwa" (7/353).

Menshalati Mayat Anak-anak

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ مَاتَ إِبْرَاهِيمُ بْنُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ ابْنُ ثَمَانِيَةَ عَشَرَ شَهْرًا فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

. Dari Aisyah, ia berkata: Ketika Ibrahim bin Muhammad SAW meninggal dalam usia delapan belas bulan, Rasulullah SAW tidak menshalatinya." (Sanadnya Hasan).

Menshalati Jenazah Di Masjid

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ وَاللَّهِ مَا صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى سُهَيْلِ ابْنِ الْبَيْضَاءِ إِلَّا فِي الْمَسْجِدِ

. Dari Aisyah, ia berkata: Demi Allah, Rasulullah SAW tidak menshalati Suhail bin Al Baidha' kecuali di masjid. (Shahih: Muslim)

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ وَاللَّهِ لَقَدْ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى ابْنَيْ بَيْضَاءَ فِي الْمَسْجِدِ سُهَيْلٍ وَأَخِيهِ

. Dari Aisyah, ia berkata: Demi Allah, Rasulullah SAW telah menshalati kedua putra Baidha' di masjid. Keduanya adalah Suhail dan saudaranya. (Shahih) Silakan melihat keterangan sebelum hadits ini.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى عَلَى جَنَازَةٍ فِي الْمَسْجِدِ فَلَا شَيْءَ عَلَيْهِ

. Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang menshalati jenazah di masjid, maka itu tidak apa-apa baginya. " (Hasan) tetapi dengan redaksi, "Fala sya'ia lahu (maka itu tidak apa-apa baginya), Ash-Shahihah 2351.

Mengubur Jenazah Saat Matahari Terbit atau Terbenam

عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ قَالَ ثَلَاثُ سَاعَاتٍ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْهَانَا أَنْ نُصَلِّيَ فِيهِنَّ أَوْ نَقْبُرَ فِيهِنَّ مَوْتَانَا حِينَ تَطْلُعُ الشَّمْسُ بَازِغَةً حَتَّى تَرْتَفِعَ وَحِينَ يَقُومُ قَائِمُ الظَّهِيرَةِ حَتَّى تَمِيلَ وَحِينَ تَضَيَّفُ الشَّمْسُ لِلْغُرُوبِ حَتَّى تَغْرُبَ أَوْ كَمَا قَالَ

. Dari Uqbah bin Amir, ia berkata: Ada tiga waktu kami dilarang Rasulullah SAW menggunakannya untuk shalat atau mengubur Mayat. Yaitu; ketika matahari baru terbit sampai naik, ketika matahari ditengah (bayangan seseorang tertutup oleh dirinya) di waktu siang sampai bergulir, dan ketika matahari sedang terbenam sampai benar-benar terbenam; —atau demikianlah sabda beliau—. (Shahih: Muslim) Al Ahkam 130.

Mayat Laki-Iaki dan Perempuan, Mana yang Harus Didahulukan?

عَمَّارٌ مَوْلَى الْحَارِثِ بْنِ نَوْفَلٍ أَنَّهُ شَهِدَ جَنَازَةَ أُمِّ كُلْثُومٍ وَابْنِهَا فَجُعِلَ الْغُلَامُ مِمَّا يَلِي الْإِمَامَ فَأَنْكَرْتُ ذَلِكَ وَفِي الْقَوْمِ ابْنُ عَبَّاسٍ وَأَبُو سَعِيدٍ الْخُدْرِيُّ وَأَبُو قَتَادَةَ وَأَبُو هُرَيْرَةَ فَقَالُوا هَذِهِ السُّنَّةُ

. Dari Ammar —budak Harits bin Naufal— bahwa ia telah menemukan dua mayat sekaligus, yaitu jenazah Ummu Kultsum dan anaknya. Mereka mendahulukan sang anak karena pantas menjadi imam, sedangkan saya mengingkari (tidak sependapat dengan) keputusan tersebut. Dalam kelompok itu terdapat ibnu Abbas, Abu Said Al Khudri, Abu Qatadah, dan Abu Hurairah yang berkata, "Ini adalah Sunnah." (Shahih) Al Ahkam 104

Posisi Imam Ketika Menshalati Mayat

عَنْ نَافِعٍ أَبِي غَالِبٍ قَالَ كُنْتُ فِي سِكَّةِ الْمِرْبَدِ فَمَرَّتْ جَنَازَةٌ مَعَهَا نَاسٌ كَثِيرٌ قَالُوا جَنَازَةُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَيْرٍ فَتَبِعْتُهَا فَإِذَا أَنَا بِرَجُلٍ عَلَيْهِ كِسَاءٌ رَقِيقٌ عَلَى بُرَيْذِينَتِهِ وَعَلَى رَأْسِهِ خِرْقَةٌ تَقِيهِ مِنْ الشَّمْسِ فَقُلْتُ مَنْ هَذَا الدِّهْقَانُ قَالُوا هَذَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ فَلَمَّا وُضِعَتْ الْجَنَازَةُ قَامَ أَنَسٌ فَصَلَّى عَلَيْهَا وَأَنَا خَلْفَهُ لَا يَحُولُ بَيْنِي وَبَيْنَهُ شَيْءٌ فَقَامَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَكَبَّرَ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ لَمْ يُطِلْ وَلَمْ يُسْرِعْ ثُمَّ ذَهَبَ يَقْعُدُ فَقَالُوا يَا أَبَا حَمْزَةَ الْمَرْأَةُ الْأَنْصَارِيَّةُ فَقَرَّبُوهَا وَعَلَيْهَا نَعْشٌ أَخْضَرُ فَقَامَ عِنْدَ عَجِيزَتِهَا فَصَلَّى عَلَيْهَا نَحْوَ صَلَاتِهِ عَلَى الرَّجُلِ ثُمَّ جَلَسَ فَقَالَ الْعَلَاءُ بْنُ زِيَادٍ يَا أَبَا حَمْزَةَ هَكَذَا كَانَ يَفْعَلُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي عَلَى الْجَنَازَةِ كَصَلَاتِكَ يُكَبِّرُ عَلَيْهَا أَرْبَعًا وَيَقُومُ عِنْدَ رَأْسِ الرَّجُلِ وَعَجِيزَةِ الْمَرْأَةِ قَالَ نَعَمْ قَالَ يَا أَبَا حَمْزَةَ غَزَوْتَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ نَعَمْ غَزَوْتُ مَعَهُ حُنَيْنًا فَخَرَجَ الْمُشْرِكُونَ فَحَمَلُوا عَلَيْنَا حَتَّى رَأَيْنَا خَيْلَنَا وَرَاءَ ظُهُورِنَا وَفِي الْقَوْمِ رَجُلٌ يَحْمِلُ عَلَيْنَا فَيَدُقُّنَا وَيَحْطِمُنَا فَهَزَمَهُمْ اللَّهُ وَجَعَلَ يُجَاءُ بِهِمْ فَيُبَايِعُونَهُ عَلَى الْإِسْلَامِ فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ عَلَيَّ نَذْرًا إِنْ جَاءَ اللَّهُ بِالرَّجُلِ الَّذِي كَانَ مُنْذُ الْيَوْمَ يَحْطِمُنَا لَأَضْرِبَنَّ عُنُقَهُ فَسَكَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجِيءَ بِالرَّجُلِ فَلَمَّا رَأَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ تُبْتُ إِلَى اللَّهِ فَأَمْسَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُبَايِعُهُ لِيَفِيَ الْآخَرُ بِنَذْرِهِ قَالَ فَجَعَلَ الرَّجُلُ يَتَصَدَّى لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيَأْمُرَهُ بِقَتْلِهِ وَجَعَلَ يَهَابُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَقْتُلَهُ فَلَمَّا رَأَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ لَا يَصْنَعُ شَيْئًا بَايَعَهُ فَقَالَ الرَّجُلُ يَا رَسُولَ اللَّهِ نَذْرِي فَقَالَ إِنِّي لَمْ أُمْسِكْ عَنْهُ مُنْذُ الْيَوْمَ إِلَّا لِتُوفِيَ بِنَذْرِكَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَا أَوْمَضْتَ إِلَيَّ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّهُ لَيْسَ لِنَبِيٍّ أَنْ يُومِضَ قَالَ أَبُو غَالِبٍ فَسَأَلْتُ عَنْ صَنِيعِ أَنَسٍ فِي قِيَامِهِ عَلَى الْمَرْأَةِ عِنْدَ عَجِيزَتِهَا فَحَدَّثُونِي أَنَّهُ إِنَّمَا كَانَ لِأَنَّهُ لَمْ تَكُنْ النُّعُوشُ فَكَانَ الْإِمَامُ يَقُومُ حِيَالَ عَجِيزَتِهَا يَسْتُرُهَا مِنْ الْقَوْمِ قَالَ أَبُو دَاوُد قَوْلُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ نُسِخَ مِنْ هَذَا الْحَدِيثِ الْوَفَاءُ بِالنَّذْرِ فِي قَتْلِهِ بِقَوْلِهِ إِنِّي قَدْ تُبْتُ

. Dari Nafi' Abu Ghalib, ia berkata: Waktu itu saya sedang berada di persimpangan Al Mirbad, tiba-tiba lewatlah jenazah yang diiring banyak orang. Mereka berkata, "(Ini) adalah jenazah Abdullah bin Umair" lalu saya bergabung mengikutinya.

Dalam rombongan itu, saya temukan seorang berpakaian tipis mengendarai kuda mengenakan serban yang melindunginya dari terik panas matahari. Ketika saya tanyakan, "Siapakah pemimpin itu?" Mereka menjawab, "Ini adalah Anas bin Malik." Ketika jenazah sudah diletakkan, Anas berdiri mengambil posisi dekat kepala Mayat, sedangkan saya berada tepat di belakangnya. Dalam shalatnya, Anas bertakbir empat kali, (jarak antara takbir itu) tidak lama, juga tidak pendek. Setelah itu, Anas keluar untuk duduk, (tapi) mereka berkata, "Wahai Abu Hamzah (Panggilan Anas bin Malik)! (Ada jenazah lagi dari) perempuan golongan anshar." Setelah mereka mendekatkan kerandanya yang berwarna hijau, Anas lalu berdiri dekat bawah pusarnya (tepat di kemaluannya) dan menyalatinya seperti shalatnya terhadap jenazah laki-laki, kemudian ia duduk.

Ala' bin Ziyad berkata, "Wahai Abu Hamzah, Apakah kamu menyalati jenazah dengan bertakbir empat kali serta berdiri di dekat kepala bagi jenazah laki-laki dan di bawah pusar bagi mayat perempuan ini seperti yang dilakukan Rasulullah SAW ketika menyalati jenazah?" Anas menjawab, "Iya." ibnu ziyad berkata lagi, "Wahai Abu Hamzah, Apakah kamu berperang bersama Rasulullah SAW ?" Anas menjawab, "Iya. Saya telah turut serta dalam Perang Hunain."

Pada waku itu orang-orang musyrik telah keluar hendak menyerang dan menghancurkan kami sampai kuda-kuda kami berlarian ke belakang kami. Mereka itu dipimpin seseorang yang memberi komando guna memukul dan memporak-porandakan kami, lalu Allah mengalahkan mereka. Allah menjadikan sebagian dari mereka berdatangan untuk menyatakan masuk Islam.

Seorang dari sahabat Nabi SAW berkata, "Sungguh, saya bernadzar jika Allah mendatangkan dia (pemimpin penyulut terjadinya Perang Hunain ini) maka saya akan memukul tengkuknya!" (Mendengar nadzar ini), Rasulullah SAW diam saja, lalu datanglah laki-laki yang dimaksud itu. Ketika dia melihat Rasulullah, dia berkata, "Wahai Rasulullah, saya sekarang telah bertaubat kepada Allah." Tetapi Rasulullah diam saja menanggapi perkataan ini, beliau tidak memberikan baiat (persetujuan) kepadanya sampai sahabatnya yang lain memenuhi nadzarnya.

Perawi berkata: Kemudian majulah seorang laki-laki dari sahabat Nabi SAW menawarkan diri siap menerima perintah untuk membunuh laki-laki tersebut, karena ia khawatir bila pembunuhan itu dilakukan Rasulullah SAW sendiri. Ketika Rasulullah SAW melihat sahabatnya tidak berbuat apa-apa terhadap laki-laki ini, maka beliau akhirnya menerima baiatnya. Lalu sahabat Nabi itu berkata, "Wahai Rasulullah, Bagaimana dengan nadzarku?" beliau bersabda, "Sejak hari ini (sekarang), aku tidak akan memegang baiatnya kecuali kamu memenuhi nadzarmu." Ia berkata lagi, "Wahai Rasulullah, kenapa engkau tidak isyaratkan kepadaku?" beliau bersabda, "Bagi seorang Nabi tidak boleh memberi isyarat. "

Abu Ghalib berkata: Maka saya bertanya (kepada mereka) tentang sikap berdirinya Anas ketika menyalati mayat perempuan di bawah pusar (kemaluan). Mereka memberikan hadits kepadaku bahwa hal itu hanya dilakukan ketika mayat tidak diletakan dalam keranda, sehingga imam shalat berdiri di kemaluan mayat perempuan itu bertujuan menghalangi pandangan makmum terhadapnya.

Abu Daud berkata: Sabda Rasulullah SAW "Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka berkata, 'Bahwa tiada tuhan selain Allah' ini dinasakh hadits menepati nadzar untuk membunuhnya dengan dasar perkataannya, "Saya sekarang telah bertaubat." (Shahih) kecuali redaksi, "mereka memberikan hadits kepadaku bahwa hal itu hanya..." karena redaksi ini murni ra'yu (pendapat) dari orang-orang yang tidak diketahui kapasitasnya. Al Ahkam 108-109.

عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ قَالَ صَلَّيْتُ وَرَاءَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى امْرَأَةٍ مَاتَتْ فِي نِفَاسِهَا فَقَامَ عَلَيْهَا لِلصَّلَاةِ وَسَطَهَا

. Dari Samurah bin Jundub, ia berkata: Saya shalat di belakang Nabi SAW atas perempuan yang meninggal akibat nifas, beliau berdiri di tengah-tengah Mayat. (Shahih: Muttafaq 'Alaih) Al Ahkam 110.

Takbir dalam Shalat Jenazah

عَنْ الشَّعْبِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِقَبْرٍ رَطْبٍ فَصَفُّوا عَلَيْهِ وَكَبَّرَ عَلَيْهِ أَرْبَعًا فَقُلْتُ لِلشَّعْبِيِّ مَنْ حَدَّثَكَ قَالَ الثِّقَةُ مَنْ شَهِدَهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبَّاسٍ

. Dari Sya'bi bahwa Rasulullah SAW berdiri di makam yang masih basah (baru dikubur), beliau membuat shaf (barisan) shalat sahabatnya, kemudian beliau bertakbir empat kali. Saya bertanya kepada Sya'bi, "Siapakah yang memberikan hadits ini kepadamu?" Sya'bi menjawab, "(Yang memberikan saya hadits ini) seorang tsiqah (kuat terpercaya) yang menyaksikan kejadian tersebut, dialah Abdullah bin Abbas." {Shahih: Muttafaq 'Alaih) Al Ahkam 87

عَنْ ابْنِ أَبِي لَيْلَى قَالَ كَانَ زَيْدٌ يَعْنِي ابْنَ أَرْقَمَ يُكَبِّرُ عَلَى جَنَائِزِنَا أَرْبَعًا وَإِنَّهُ كَبَّرَ عَلَى جَنَازَةٍ خَمْسًا فَسَأَلْتُهُ فَقَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكَبِّرُهَا

. Dari ibnu Abu Laila, ia berkata: Zaid (yakni ibnu Arqam) bertakbir empat kali dalam menyalati jenazah, dan dia bertakbir lima kali dalam shalat jenazah. Ketika saya tanyakan hal itu, jawabnya, "Itu takbirnya Rasulullah SAW" {Shahih: Muslim) Al Ahkam 112

Bacaan dalam Shalat Jenazah

عَنْ طَلْحَةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَوْفٍ قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ ابْنِ عَبَّاسٍ عَلَى جَنَازَةٍ فَقَرَأَ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ فَقَالَ إِنَّهَا مِنْ السُّنَّةِ

. Dari Thalhah bin Abdullah bin Auf, ia berkata: Saya shalat jenazah bersama ibnu Abbas, dia membaca Surah Al Fatihah. Dia berkata, "Sesungguhnya itu (termasuk) Sunnah." (Shahih: Bukhari) Al Ahkam 119

Doa Untuk Mayat

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا صَلَّيْتُمْ عَلَى الْمَيِّتِ فَأَخْلِصُوا لَهُ الدُّعَاءَ

. Dari Abu Hurairah, ia berkata: Saya mendengar Rasullulah SAW bersabda, "Jika kalian shalat untuk Mayat, berdoalah dengan ikhlas untuknya." {Hasan) Al Ahkam 123.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى جَنَازَةٍ فَقَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا وَصَغِيرِنَا وَكَبِيرِنَا وَذَكَرِنَا وَأُنْثَانَا وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا اللَّهُمَّ مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنَّا فَأَحْيِهِ عَلَى الْإِيمَانِ وَمَنْ تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى الْإِسْلَامِ اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلَا تُضِلَّنَا بَعْدَهُ

. Dari Abu Hurairah, ia berkata: Ketika Rasulullah SAW shalat jenazah, beliau berdoa, "Ya Allah, berilah ampunan bagi kami yang masih hidup, yang sudah meninggal, yang masih kecil, yang sudah tua, laki-laki, perempuan, yang hadir dan yang tidak hadir. Ya Allah, Tuhan yang menghidupkan seorang dari kami, hidupkanlah dia dengan keimanan, dan orang yang Engkau wafatkan di antara kami. Lalu engkau wafatkan dalam Islam. Ya Allah, janganlah Engkau haramkan pahala si mayat dan jangan jadikan kami sesat setelah kepergiannya. " (Shahih) Al Ahkam 124

عَنْ وَاثِلَةَ بْنِ الْأَسْقَعِ قَالَ صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى رَجُلٍ مِنْ الْمُسْلِمِينَ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنَّ فُلَانَ بْنَ فُلَانٍ فِي ذِمَّتِكَ فَقِهِ فِتْنَةَ الْقَبْرِ قَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ مِنْ ذِمَّتِكَ وَحَبْلِ جِوَارِكَ فَقِهِ مِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ وَأَنْتَ أَهْلُ الْوَفَاءِ وَالْحَمْدِ اللَّهُمَّ فَاغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

. Dari Watsilah bin Asqa', ia berkata: Saya menyalati seorang laki-laki muslim bersama Rasulullah SAW, saya mendengar beliau berdoa, "Ya Allah, sesungguhnya Fulan bin Fulan dalam tanggungan-Mu, selamatkanlah dia dari fitnah kubur, (dia sekarang) dalam tanggungan dan jalan menuju sisi-Mu, selamatkanlah dia dari fitnah kubur dan dari azab neraka; sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha Memenuhi (janji) lagi Maha Terpuji. Ya Allah, berilah kepadanya ampunan dan rahmatilah dia, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. " (Shahih) Al Ahkam 125

Shalat di atas Kubur

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ امْرَأَةً سَوْدَاءَ أَوْ رَجُلًا كَانَ يَقُمُّ الْمَسْجِدَ فَفَقَدَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَ عَنْهُ فَقِيلَ مَاتَ فَقَالَ أَلَا آذَنْتُمُونِي بِهِ قَالَ دُلُّونِي عَلَى قَبْرِهِ فَدَلُّوهُ فَصَلَّى عَلَيْهِ

. Dari Abu Hurairah bahwa ada seorang perempuan hitam atau seorang laki-laki yang biasa membersihkan masjid. Nabi SAW pun merasa kehilangan dirinya, beliau menanyakan perihalnya, kemudian diberitahu bahwa orang yang dimaksud itu telah meninggal. Beliau bersabda, "Kenapa kalian tidak memberitahuku? Tunjukkan kepadaku, dimana kuburnya?" kemudian beberapa sahabat menunjukkan kuburnya dan beliau menshalatinya di atas kuburnya. {Shahih: Muttafaq 'Alaih) Al Ahkam 87

Menshalati Orang Muslim yang Meninggal di Daerah Musyrik

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَعَى لِلنَّاسِ النَّجَاشِيَّ فِي الْيَوْمِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ وَخَرَجَ بِهِمْ إِلَى الْمُصَلَّى فَصَفَّ بِهِمْ وَكَبَّرَ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ

. Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW mengabarkan kepada kaum muslimin perihal berita kematian seorang (raja) Najaysi, kemudian beliau keluar bersama kaum muslimin menuju mushalla (tempat shalat) dan membariskan mereka membentuk shaf lalu bertakbir empat kali. (Shahih: Muttafaq 'Alaih) Al Ahkam 89-90

Mengumpulkan Mayat dalam Satu Kubur dan Memberi Tanda

عَنْ الْمُطَّلِبِ قَالَ لَمَّا مَاتَ عُثْمَانُ بْنُ مَظْعُونٍ أُخْرِجَ بِجَنَازَتِهِ فَدُفِنَ فَأَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا أَنْ يَأْتِيَهُ بِحَجَرٍ فَلَمْ يَسْتَطِعْ حَمْلَهُ فَقَامَ إِلَيْهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَحَسَرَ عَنْ ذِرَاعَيْهِ قَالَ كَثِيرٌ قَالَ الْمُطَّلِبُ قَالَ الَّذِي يُخْبِرُنِي ذَلِكَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى بَيَاضِ ذِرَاعَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ حَسَرَ عَنْهُمَا ثُمَّ حَمَلَهَا فَوَضَعَهَا عِنْدَ رَأْسِهِ وَقَالَ أَتَعَلَّمُ بِهَا قَبْرَ أَخِي وَأَدْفِنُ إِلَيْهِ مَنْ مَاتَ مِنْ أَهْلِي

. Dari Muththalib, ia berkata: Ketika Utsman bin Mazh'un meninggal, jenazahnya dikeluarkan untuk dikubur, lalu Nabi SAW memerintah seseorang agar memberikan batu kepadanya, akan tetapi orang tersebut tidak mampu (mengangkat) batu tersebut sehingga batu itu dibawa Nabi SAW dengan kedua tangannya sendiri untuk ditaruh di makam Utsman sebagai tanda.

Katsir berkata: Muththalib berkata: Seseorang telah memberikan kabar (hadits) kejadian itu kepadaku dari Rasulullah SAW Orang itu berkata, "Saya seolah melihat putihnya kedua tangan Rasulullah SAW menyentuh batu tersebut untuk dipindahkan di bagian kepala Utsman. Beliau bersabda, "Aku menggunakannya sebagai tanda kubur saudaraku dan orang yang dikubur ini adalah keluargaku. " {Hasan) Al Ahkam 155

Menemukan Tulang di Galian Kubur, Apakah Dikuburkan di Tempat Semula?

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَسْرُ عَظْمِ الْمَيِّتِ كَكَسْرِهِ حَيًّا

. Dari Aisyah bahwa Rasulullah SAW bersabda, ""Tulang mayat yang terpisah itu seperti terpisahnya ketika masih hidup." (Shahih) Al Ahkam 233

Liang Lahad

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّحْدُ لَنَا وَالشَّقُّ لِغَيْرِنَا

. Dari Ibnu Abbas, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Liang lahad untuk (jenazah) kita (muslim), sedang membuat lubang untuk (jenazah) selain kami (non muslim)." (Shahih) Al Ahkam 145

Berapa Banyak Orang yang Turun Dalam Kubur (Untuk Meletakkan Mayat)?

عَنْ عَامِرٍ قَالَ غَسَّلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِيٌّ وَالْفَضْلُ وَأُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ وَهُمْ أَدْخَلُوهُ قَبْرَهُ قَالَ حَدَّثَنَا مَرْحَبٌ أَوْ أَبُو مَرْحَبٍ أَنَّهُمْ أَدْخَلُوا مَعَهُمْ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ عَوْفٍ فَلَمَّا فَرَغَ عَلِيٌّ قَالَ إِنَّمَا يَلِي الرَّجُلَ أَهْلُهُ

. Dari Amir, ia berkata: Yang memandikan jasad Rasulullah SAW adalah Ali, Fadhl dan Usamah bin Zaid, dan mereka pula yang memasukkan beliau ke liang kuburnya.

Perawi berkata, "Memberikan hadits kepada kami Marhab -atau Abu Marhab- bahwa mereka (Ali, Fadhl dan Usamah bin Zaid) ditambah Abdurrahman bin Auf yang turun ke liang kubur, setelah selesai, Ali berkata, "Yang berhak meletakkan (mayit) seseorang adalah keluarganya." (Shahih) Al Ahkam 147

عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ عَوْفٍ نَزَلَ فِي قَبْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَيْهِمْ أَرْبَعَةً

. Dari Abdurrahman bin Auf bahwa ia termasuk orang yang turun ke liang kubur Rasulullah SAW, ia berkata: Aku melihat jumlah mereka ada empat orang. (Shahih) silakan melihat keterangan sebelum hadits ini.

Kedua Kaki Mayat Dimasukkan Lebih Dahulu

عَنْ أَبِي إِسْحَقَ قَالَ أَوْصَى الْحَارِثُ أَنْ يُصَلِّيَ عَلَيْهِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ فَصَلَّى عَلَيْهِ ثُمَّ أَدْخَلَهُ الْقَبْرَ مِنْ قِبَلِ رِجْلَيْ الْقَبْرِ وَقَالَ هَذَا مِنْ السُّنَّةِ

. Dari Abu Ishaq, ia berkata, "Harits berwasiat (kalau ia meninggal) supaya dishalati Abdullah bin Yazid, maka ketika Harits meninggal, Abdullah pun menyalatinya. Ketika jenazah Harits hendak di masukkan ke liang kubur, maka pertama kali yang dimasukkan adalah kedua kakinya. Dia berkata, "Ini adalah Sunnah." (Shahih) Al Ahkam 150

Duduk di Samping Kuburan

عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جَنَازَةِ رَجُلٍ مِنْ الْأَنْصَارِ فَانْتَهَيْنَا إِلَى الْقَبْرِ وَلَمْ يُلْحَدْ بَعْدُ فَجَلَسَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ وَجَلَسْنَا مَعَهُ

. Dari Barra" bin Azib, ia berkata: Kami keluar mengantar jenazah seorang laki-laki dari kelompok anshar bersama Rasulullah SAW, ketika sampai di makam tersebut, liang lahad belum selesai dibuat, kemudian Rasulullah SAW duduk menghadap kiblat dan kamipun mengikuti beliau. {Shahih) Al Ahkam 156-159. Keterangan tambahan matan (isi) hadits terdapat di 4753

Doa Ketika Mayat Diletakkan di Liang Kuburnya

عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا وَضَعَ الْمَيِّتَ فِي الْقَبْرِ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ وَعَلَى سُنَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

. Dari Abdullah bin Umar bahwa ketika mayat diletakkan dalam kuburnya, Rasulullah SAW bersabda, "Dengan menyebut nama Allah dan (berpegang teguh) pada Sunnah Rasulullah SAW" {Shahih) Al Ahkam 152

Mempunyai Kerabat Musyrik yang Meninggal

عَنْ عَلِيٍّ عَلَيْهِ السَّلَام قَالَ قُلْتُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ عَمَّكَ الشَّيْخَ الضَّالَّ قَدْ مَاتَ قَالَ اذْهَبْ فَوَارِ أَبَاكَ ثُمَّ لَا تُحْدِثَنَّ شَيْئًا حَتَّى تَأْتِيَنِي فَذَهَبْتُ فَوَارَيْتُهُ وَجِئْتُهُ فَأَمَرَنِي فَاغْتَسَلْتُ وَدَعَا لِي

. Dari Ali, ia berkata: aku berkata kepada Nabi SAW, "Pamanmu, seorang tua yang sesat, telah meninggal." Beliau bersabda, "Pergilah dan segera kuburkan ayahmu, jangan berbicara sesuatu apapun (tentangnya) sampai kamu datang lagi kepadaku." Aku lalu pergi menguburkannya dan ketika aku kembali menemui beliau, aku diperintahkan (untuk mandi), lalu beliau mendoakanku. (Shahih) Al Ahkam 134-135

Mendalamkan Galian Kubur

عَنْ هِشَامِ بْنِ عَامِرٍ قَالَ جَاءَتْ الْأَنْصَارُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ أُحُدٍ فَقَالُوا أَصَابَنَا قَرْحٌ وَجَهْدٌ فَكَيْفَ تَأْمُرُنَا قَالَ احْفِرُوا وَأَوْسِعُوا وَاجْعَلُوا الرَّجُلَيْنِ وَالثَّلَاثَةَ فِي الْقَبْرِ قِيلَ فَأَيُّهُمْ يُقَدَّمُ قَالَ أَكْثَرُهُمْ قُرْآنًا قَالَ أُصِيبَ أَبِي يَوْمَئِذٍ عَامِرٌ بَيْنَ اثْنَيْنِ أَوْ قَالَ وَاحِدٌ

. Dari Hisyam bin Amir, ia berkata: Sahabat dari golongan Anshar datang kepada Rasulullah SAW pada hari (usai perang) Uhud, mereka berkata, "Kita sedang mengalami luka dan kepayahan, apa yang engkau perintahkan kepada kami?" Beliau bersabda, "galilah dan perlebarlah galian itu, kemudian (masukkan) dua atau tiga orang (yang meninggal) ke dalam satu (liang) kubur." Ketika ditanyakan, "(Jenazah) mana yang di dahulukan?" Beliau bersabda, "Yang paling banyak hafalan Al Qur'annya. "

Perawi (Hisyam bin Amir) berkata: Ayahku, Amir -kala itu-termasuk orang yang meninggal (yang dikuburkan) bersama dua orang, atau perawi berkata: (Di antara) salah satunya (adalah ayahku). (Shahih) Al Ahkam l43

بِإِسْنَادِهِ وَمَعْنَاهُ زَادَ فِيهِ وَأَعْمِقُوا

. Dari Hisyam bin Amir... dengan sanad dan makna yang sama di atas, hanya saja terdapat tambahan redaksi hadits, "Dan dalamkan galian kalian. " (Shaltih) Silakan lihat keterangan hadits sebelumnya.

Meratakan Tanah Kubur

عَنْ أَبِي هَيَّاجٍ الْأَسَدِيِّ قَالَ بَعَثَنِي عَلِيٌّ قَالَ لِي أَبْعَثُكَ عَلَى مَا بَعَثَنِي عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ لَا أَدَعَ قَبْرًا مُشْرِفًا إِلَّا سَوَّيْتُهُ وَلَا تِمْثَالًا إِلَّا طَمَسْتُهُ

. Dari Abu Hayyaj Al Asadi, ia berkata: Ketika Ali mengutusku, dia berkata, "Aku mengutusmu atas dasar segala sesuatu yang telah Rasulullah SAW utus kepadaku, yaitu jangan meninggalkan gundukan kuburan kecuali aku sudah meratakannya, dan jangan pula tinggalkan patung kecuali aku sudah menghancurkan." (Shahih: Muslim) Al Ahkam 207

أَبَا عَلِيٍّ الْهَمْدَانِيِّ حَدَّثَهُ قَالَ كُنَّا مَعَ فَضَالَةَ بْنِ عُبَيْدٍ بِرُودِسَ مِنْ أَرْضِ الرُّومِ فَتُوُفِّيَ صَاحِبٌ لَنَا فَأَمَرَ فَضَالَةُ بِقَبْرِهِ فَسُوِّيَ ثُمَّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُ بِتَسْوِيَتِهَا

. Dari Abu Ali Al Hamdani, ia berkata: Kami bersama Fadhalah bin Ubaid di daerah Rudis, Romawi. Seorang temanku meninggal dan Fadhalah memerintahkan untuk di kuburkan, lalu dia ratakan tanah kubur tersebut. Kemudian Fadhalah berkata, "Saya mendengar Rasulullah SAW memerintahkan supaya tanah (gundukan) kubur itu diratakan." (Shahih) Al Ahkam 208

قَالَ أَبُو دَاوُد رُودِسُ جَزِيرَةٌ فِي الْبَحْرِ

Abu Daud berkata, "Rudis adalah sebuah pulau di daerah lautan."

Abu Ali berkata, "Dikatakan bahwa makam Rasulullah SAW berada di depan, sementara makam Abu Bakar berada di bagian kepala Rasulullah dan makam Umar berada di bagian kedua kaki Rasulullah, (maksudnya) kepala Umar berada di kedua kaki Rasulullah SAW."

Usai Penguburan, Hendaknya Memohonkan Ampunan Untuk Mayat Sebelum Beranjak Meninggalkan Kubur

عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا فَرَغَ مِنْ دَفْنِ الْمَيِّتِ وَقَفَ عَلَيْهِ فَقَالَ اسْتَغْفِرُوا لِأَخِيكُمْ وَسَلُوا لَهُ بِالتَّثْبِيتِ فَإِنَّهُ الْآنَ يُسْأَلُ

. Dari Utsman bin Affan, ia berkata: Ketika proses pemakaman mayat selesai, Rasulullah SAW berhenti sejenak (sebelum meninggalkan kubur), beliau bersabda, "Beristighfarlah (mohonkanlah ampunan) untuk saudara kalian (ini) dan mohonkanlah keteguhan iman untuknya, sesungguhnya ia sekarang ini sedang ditanyai (malaikat). " (Shahih) Al Ahkam 156

Menshalati Mayat yang Telah Lama di Kubur

إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى عَلَى قَتْلَى أُحُدٍ بَعْدَ ثَمَانِي سِنِينَ كَالْمُوَدِّعِ لِلْأَحْيَاءِ وَالْأَمْوَاتِ

. Sesungguhnya Nabi SAW menshalati syuhada' Uhud setelah delapan tahun seolah perpisahan bagi yang masih hidup dan telah meninggal. {Shahih: Muslim) sumber yang sama

Mendirikan Bangunan di Atas Pekuburan

جَابِرًا يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يَقْعُدَ عَلَى الْقَبْرِ وَأَنْ يُقَصَّصَ وَيُبْنَى عَلَيْهِ

. Dari Jabir, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW melarang duduk di atas (tanah) kubur, menulis atau mendirikan bangunan di atasnya. {Shahih: Muslim) Al Ahkam 204

عَنْ جَابِرٍ بِهَذَا الْحَدِيثِ

. Dari Jabir Ra... dengan redaksi hadits di atas.

أَوْ يُزَادَ عَلَيْهِ وَزَادَ سُلَيْمَانُ بْنُ مُوسَى أَوْ أَنْ يُكْتَبَ عَلَيْهِ

Dalam riwayat lain, terdapat redaksi tambahan, "Atau (lokasi) kuburnya ditambah." Sedang dalam riwayat lain terdapat tambahan, "Atau dipasang tulisan." {Shahih) sumber yang sama.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَاتَلَ اللَّهُ الْيَهُودَ اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ

. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Allah SWT memberikan laknat kepada orang-orang Yahudi (karena) mereka menjadikan kubur nabi-nabi mereka sebagai masjid. " (Shahih) Al Ahkam.

Makruh Duduk di Atas Kubur

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَأَنْ يَجْلِسَ أَحَدُكُمْ عَلَى جَمْرَةٍ فَتُحْرِقَ ثِيَابَهُ حَتَّى تَخْلُصَ إِلَى جِلْدِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْرٍ

. Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Kalian duduk di atas bara api sehingga pakaian terbakar sampai habis kulit badannya itu lebih baik daripada duduk di atas (tanah) kubur. " {Shahih: Muslim) Al Ahkam 209

وَاثِلَةَ بْنَ الْأَسْقَعِ يَقُولُ سَمِعْتُ أَبَا مَرْثَدٍ الْغَنَوِيَّ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَجْلِسُوا عَلَى الْقُبُورِ وَلَا تُصَلُّوا إِلَيْهَا

. Dari Watsilah bin Asqa', ia berkata: Saya mendengar Abu Martsad Al Ghanawi berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kalian duduk di atas kubur dan jangan pula shalat (menghadap) ke kubur." (Shahih: Muslim) Al Ahkam 309-310

Berjalan Dengan Sandal di (Tanah) Kubur

عَنْ بَشِيرٍ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ اسْمُهُ فِي الْجَاهِلِيَّةِ زَحْمُ بْنُ مَعْبَدٍ فَهَاجَرَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَا اسْمُكَ قَالَ زَحْمٌ قَالَ بَلْ أَنْتَ بَشِيرٌ قَالَ بَيْنَمَا أَنَا أُمَاشِي رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِقُبُورِ الْمُشْرِكِينَ فَقَالَ لَقَدْ سَبَقَ هَؤُلَاءِ خَيْرًا كَثِيرًا ثَلَاثًا ثُمَّ مَرَّ بِقُبُورِ الْمُسْلِمِينَ فَقَالَ لَقَدْ أَدْرَكَ هَؤُلَاءِ خَيْرًا كَثِيرًا وَحَانَتْ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَظْرَةٌ فَإِذَا رَجُلٌ يَمْشِي فِي الْقُبُورِ عَلَيْهِ نَعْلَانِ فَقَالَ يَا صَاحِبَ السِّبْتِيَّتَيْنِ وَيْحَكَ أَلْقِ سِبْتِيَّتَيْكَ فَنَظَرَ الرَّجُلُ فَلَمَّا عَرَفَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَلَعَهُمَا فَرَمَى بِهِمَا

. Dari Basyir, —pelayan Rasulullah SAW—, di masa jahiliyah Basyir bernama Zahm bin Ma'bad, lalu ia berhijrah kepada Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Siapakah namamu?" Basyir menjawab, "Namaku Zahm, Zahm bin Ma'bad." Kemudian, ia (menyatakan) berhijrah kepada Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Siapakah namamu?" Basyir menjawab, "(Namaku) Zahm." Lalu beliau bersabda, "(Tidak), bahkan namamu Basyir. "

Basyir berkata, "Ketika saya berjalan (mengikuti) Rasulullah melewati tempat pemakaman orang-orang musyrik, beliau bersabda, "Mereka ini telah luput dari kebaikan yang banyak sekali. " —Beliau mengulangi sabdanya sebanyak tiga kali—. Kemudian, ketika beliau melewati tempat pemakaman orang-orang Islam, beliau bersabda, "Sungguh, mereka telah menemukan kebaikan yang banyak sekali. "

Ketika Rasulullah SAW melihat-lihat, tiba-tiba ada seorang laki-laki berjalan dengan memakai sandal di (tanah) kubur, maka beliau bersabda, "Celakalah kamu! lepaskan kedua sandalmu. " (Mendengar suara ini), laki-laki itu melihat (ke arah sumber suara), ketika ia tahu (sumber suara berasal dari) Rasulullah SAW, maka laki-laki tersebut melepas dan mencampakkan kedua sandalnya. (Hasan) Al Ahkam 139-140

عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ وَتَوَلَّى عَنْهُ أَصْحَابُهُ إِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ

. Dari Anas, dari Nabi SAW, bahwasanya beliau bersabda, "Sesungguhnya jika seorang hamba telah diletakkan dalam kuburnya, sedangkan teman-temannya (semasa hidup) meninggalkannya, maka hamba tersebut mendengar suara sandal mereka." (Shahih: Muttafaq 'Alaih) Ash-Shahihah 1334. Redaksi hadits lebih sempurna pada 4751

Memindahkan Mayat Karena Suatu Hal

عَنْ جَابِرٍ قَالَ دُفِنَ مَعَ أَبِي رَجُلٌ فَكَانَ فِي نَفْسِي مِنْ ذَلِكَ حَاجَةٌ فَأَخْرَجْتُهُ بَعْدَ سِتَّةِ أَشْهُرٍ فَمَا أَنْكَرْتُ مِنْهُ شَيْئًا إِلَّا شُعَيْرَاتٍ كُنَّ فِي لِحْيَتِهِ مِمَّا يَلِي الْأَرْضَ

. Dari Jabir, ia berkata: Ayahku dikubur bersama seorang laki-laki lain, kemudian muncul sesuatu pada diriku sehingga aku mengeluarkan jenazah ayahku setelah enam bulan lamanya. Aku tidak melihat sesuatu pun berubah (pada jasad ayahku) kecuali rambut jenggot yang menempel tanah." (Shahih) sanadnya.

Ziarah Kubur

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ أَتَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبْرَ أُمِّهِ فَبَكَى وَأَبْكَى مَنْ حَوْلَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَأْذَنْتُ رَبِّي تَعَالَى عَلَى أَنْ أَسْتَغْفِرَ لَهَا فَلَمْ يُؤْذَنْ لِي فَاسْتَأْذَنْتُ أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأَذِنَ لِي فَزُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ بِالْمَوْتِ

. Dari Abu Hurairah, ia berkata: Ketika Rasulullah SAW ziarah ke kubur ibunya, beliau menangis sehingga orang-orang di sekelilingnya turut menangis, lalu beliau bersabda, "Aku memohon kepada Allah supaya diizinkan untuk memohonkan ampun dosanya (ibuku), tetapi Allah tidak mengizinkanku, kemudian aku memohon kepada-Nya supaya aku diizinkan menziarahi kuburnya, Dia pun mengizinkan, maka berziarahlah kalian ke kubur, sesungguhnya (ziarah kubur) itu mengingatkan kematian." (Shahih: Muslim) Al Ahkam 187-188

عَنْ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا فَإِنَّ فِي زِيَارَتِهَا تَذْكِرَةً

. Dari Buraidah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "(Dulu) aku melarang kalian ziarah kubur, (tapi sekarang) ziarahlah kalian ke kubur. Sesungguhnya ziarah itu dapat menjadi peringatan. " (Shahih: Muslim) Al Ahkam 188

Doa Ketika Ziarah Kubur Atau Sedang Melintasi Tempat Pemakaman

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ إِلَى الْمَقْبَرَةِ فَقَالَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ

. Dari Abu Hurairah bahwa (ketika) Rasulullah SAW memasuki tempat pemakaman, seraya memberi salam, "Keselamatan semoga tercurahkan untuk kalian di kampung orang-orang mukmin, sesungguhnya kami insya Allah akan menyusul kalian." (Shahih: Muslim) Al Ahkam 190

Memuji Mayat

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ مَرُّوا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِجَنَازَةٍ فَأَثْنَوْا عَلَيْهَا خَيْرًا فَقَالَ وَجَبَتْ ثُمَّ مَرُّوا بِأُخْرَى فَأَثْنَوْا عَلَيْهَا شَرًّا فَقَالَ وَجَبَتْ ثُمَّ قَالَ إِنَّ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ شُهَدَاءُ

. Dari Abu Hurairah, ia berkata, "Sekelompok pengiring jenazah melewati Rasulullah SAW, ketika (beliau mendengar) mereka memuji jenazah, maka beliau bersabda, "wajib (baginya surga)" kemudian sekelompok pengiring jenazah lain lewat, sedang mereka berkata-kata buruk (mencela) terhadap jenazah, maka beliau bersabda, "wajib (baginya neraka). Setelah mereka berlalu, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya sebagian kalian menjadi saksi atas sebagian yang lainnya. " (Shahih: Muttafaq 'Alaih) Al Ahkam 44 - 45

Bagaimana Mengurus Orang Meninggal Ketika Sedang Berihram?

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ أُتِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِرَجُلٍ وَقَصَتْهُ رَاحِلَتُهُ فَمَاتَ وَهُوَ مُحْرِمٌ فَقَالَ كَفِّنُوهُ فِي ثَوْبَيْهِ وَاغْسِلُوهُ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ وَلَا تُخَمِّرُوا رَأْسَهُ فَإِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُلَبِّي

قَالَ أَبُو دَاوُد سَمِعْت أَحْمَدَ بْنَ حَنْبَلٍ يَقُولُ فِي هَذَا الْحَدِيثِ خَمْسُ سُنَنٍ كَفِّنُوهُ فِي ثَوْبَيْهِ أَيْ يُكَفَّنُ الْمَيِّتُ فِي ثَوْبَيْنِ وَاغْسِلُوهُ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ أَيْ إِنَّ فِي الْغَسْلَاتِ كُلِّهَا سِدْرًا وَلَا تُخَمِّرُوا رَأْسَهُ وَلَا تُقَرِّبُوهُ طِيبًا وَكَانَ الْكَفَنُ مِنْ جَمِيعِ الْمَالِ

. Dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Seorang yang sedang berihram terpelanting (jatuh) dari kendaraannya sehingga meninggal dalam kondisi berihram, kemudian jenazahnya di hadapkan kepada Rasulullah SAW, Beliau bersabda, "Jadikanlah pakaian ihramnya sebagai kafannya, mandikan ia dengan air dan bidara dan jangan kalian tutupi kepalanya. Sesungguhnya Allah kelak di Hari Kiamat akan membangkitkannya dalam kondisi ia bertalbiyah." (Shahih: Muttafaq 'Alaih) Al Ahkam 12-13

Abu Daud berkata: Saya mendengar Ahmad bin Hambal berkata, "Dalam hadits ini terdapat lima sunnah: (satu); Jadikanlah pakaian ihramnya sebagai kafannya, yakni mayat dikafani dengan dua baju ihramnya, (dua); Mandikan ia dengan air dan bidara, yakni memandikannya secara keseluruhan adalah dengan bidara, (tiga); Jangan kalian tutupi kepalanya, (empat); Jangan kalian berikan wewangian kepada Mayat, (lima); Kafan (baju ihram) mayat itu (lebih berharga daripada) semua hartanya."

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ نَحْوَهُ قَالَ وَكَفِّنُوهُ فِي ثَوْبَيْنِ قَالَ أَبُو دَاوُد قَالَ سُلَيْمَانُ قَالَ أَيُّوبُ ثَوْبَيْهِ وَقَالَ عَمْرٌو ثَوْبَيْنِ وَقَالَ ابْنُ عُبَيْدٍ قَالَ أَيُّوبُ فِي ثَوْبَيْنِ وَقَالَ عَمْرٌو فِي ثَوْبَيْهِ زَادَ سُلَيْمَانُ وَحْدَهُ وَلَا تُحَنِّطُوهُ

. Dari Ibnu Abbas...seperti hadits di atas.

Perawi berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Dan jadikanlah kedua pakaian ihramnya sebagai kafannya." {Shahih: Muttafaq 'Alaih) silakan lihat keterangan hadits sebelumnya.

Abu Daud berkata: Sulaiman dan Ayub berkata, "Kedua baju ihramnya." Amru berkata, "Dua baju (ihram)." Ibnu Ubaid berkata: Ayub berkata, "Dengan kedua baju (ihramnya)." Sementara Sulaiman (perawi hadits secara) sendirian (tanpa diikuti yang lain) menambahi, "Dan jangan kalian jahit kain kafan itu."

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ بِمَعْنَى سُلَيْمَانَ فِي ثَوْبَيْنِ

. Dari Ibnu Abbas ... sesuai (makna) hadits Sulaiman, "Dengan kedua bajunya." {Shahih: Muttafaq 'Alaih)

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ وَقَصَتْ بِرَجُلٍ مُحْرِمٍ نَاقَتُهُ فَقَتَلَتْهُ فَأُتِيَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ اغْسِلُوهُ وَكَفِّنُوهُ وَلَا تُغَطُّوا رَأْسَهُ وَلَا تُقَرِّبُوهُ طِيبًا فَإِنَّهُ يُبْعَثُ يُهِلُّ

. Dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Seorang yang sedang ihram terpelanting (jatuh) dari ontanya hingga tewas, kemudian jenazahnya di bawa menghadap Rasulullah SAW, kemudian beliau bersabda, "Kalian mandikan dia, beri kafan, jangan tutupi kepalanya dan jangan kalian beri dia wewangian. Sesungguhnya dia (kelak) akan dibangkitkan dalam kondisi bertalbiyah." {Shahih: Muttafaq 'Alaih)

Doa Ketika Ziarah Kubur Atau Sedang Melintasi Tempat Pemakaman

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ إِلَى الْمَقْبَرَةِ فَقَالَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ

. Dari Abu Hurairah bahwa (ketika) Rasulullah SAW memasuki tempat pemakaman, seraya memberi salam, "Keselamatan semoga tercurahkan untuk kalian di kampung orang-orang mukmin, sesungguhnya kami insya Allah akan menyusul kalian." (Shahih: Muslim) Al Ahkam 190

Bagaimana Mengurus Orang Meninggal Ketika Sedang Berihram?

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ أُتِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِرَجُلٍ وَقَصَتْهُ رَاحِلَتُهُ فَمَاتَ وَهُوَ مُحْرِمٌ فَقَالَ كَفِّنُوهُ فِي ثَوْبَيْهِ وَاغْسِلُوهُ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ وَلَا تُخَمِّرُوا رَأْسَهُ فَإِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُلَبِّي

قَالَ أَبُو دَاوُد سَمِعْت أَحْمَدَ بْنَ حَنْبَلٍ يَقُولُ فِي هَذَا الْحَدِيثِ خَمْسُ سُنَنٍ كَفِّنُوهُ فِي ثَوْبَيْهِ أَيْ يُكَفَّنُ الْمَيِّتُ فِي ثَوْبَيْنِ وَاغْسِلُوهُ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ أَيْ إِنَّ فِي الْغَسْلَاتِ كُلِّهَا سِدْرًا وَلَا تُخَمِّرُوا رَأْسَهُ وَلَا تُقَرِّبُوهُ طِيبًا وَكَانَ الْكَفَنُ مِنْ جَمِيعِ الْمَالِ

. Dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Seorang yang sedang berihram terpelanting (jatuh) dari kendaraannya sehingga meninggal dalam kondisi berihram, kemudian jenazahnya di hadapkan kepada Rasulullah SAW, Beliau bersabda, "Jadikanlah pakaian ihramnya sebagai kafannya, mandikan ia dengan air dan bidara dan jangan kalian tutupi kepalanya. Sesungguhnya Allah kelak di Hari Kiamat akan membangkitkannya dalam kondisi ia bertalbiyah." (Shahih: Muttafaq 'Alaih) Al Ahkam 12-13

Abu Daud berkata: Saya mendengar Ahmad bin Hambal berkata, "Dalam hadits ini terdapat lima sunnah: (satu); Jadikanlah pakaian ihramnya sebagai kafannya, yakni mayat dikafani dengan dua baju ihramnya, (dua); Mandikan ia dengan air dan bidara, yakni memandikannya secara keseluruhan adalah dengan bidara, (tiga); Jangan kalian tutupi kepalanya, (empat); Jangan kalian berikan wewangian kepada Mayat, (lima); Kafan (baju ihram) mayat itu (lebih berharga daripada) semua hartanya."

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ نَحْوَهُ قَالَ وَكَفِّنُوهُ فِي ثَوْبَيْنِ قَالَ أَبُو دَاوُد قَالَ سُلَيْمَانُ قَالَ أَيُّوبُ ثَوْبَيْهِ وَقَالَ عَمْرٌو ثَوْبَيْنِ وَقَالَ ابْنُ عُبَيْدٍ قَالَ أَيُّوبُ فِي ثَوْبَيْنِ وَقَالَ عَمْرٌو فِي ثَوْبَيْهِ زَادَ سُلَيْمَانُ وَحْدَهُ وَلَا تُحَنِّطُوهُ

. Dari Ibnu Abbas...seperti hadits di atas.

Perawi berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Dan jadikanlah kedua pakaian ihramnya sebagai kafannya." {Shahih: Muttafaq 'Alaih) silakan lihat keterangan hadits sebelumnya.

Abu Daud berkata: Sulaiman dan Ayub berkata, "Kedua baju ihramnya." Amru berkata, "Dua baju (ihram)." Ibnu Ubaid berkata: Ayub berkata, "Dengan kedua baju (ihramnya)." Sementara Sulaiman (perawi hadits secara) sendirian (tanpa diikuti yang lain) menambahi, "Dan jangan kalian jahit kain kafan itu."

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ بِمَعْنَى سُلَيْمَانَ فِي ثَوْبَيْنِ

. Dari Ibnu Abbas ... sesuai (makna) hadits Sulaiman, "Dengan kedua bajunya." {Shahih: Muttafaq 'Alaih)

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ وَقَصَتْ بِرَجُلٍ مُحْرِمٍ نَاقَتُهُ فَقَتَلَتْهُ فَأُتِيَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ اغْسِلُوهُ وَكَفِّنُوهُ وَلَا تُغَطُّوا رَأْسَهُ وَلَا تُقَرِّبُوهُ طِيبًا فَإِنَّهُ يُبْعَثُ يُهِلُّ

. Dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Seorang yang sedang ihram terpelanting (jatuh) dari ontanya hingga tewas, kemudian jenazahnya di bawa menghadap Rasulullah SAW, kemudian beliau bersabda, "Kalian mandikan dia, beri kafan, jangan tutupi kepalanya dan jangan kalian beri dia wewangian. Sesungguhnya dia (kelak) akan dibangkitkan dalam kondisi bertalbiyah." {Shahih: Muttafaq 'Alaih)